- Raudhatul Zannah - VIVA.co.id
VIVA.co.id – Warga Jakarta diminta bersikap cerdas dengan tak turut menyebarkan pesan yang mengajak untuk melakukan rush money atau penarikan uang besar-besaran dari bank, pada 25 November 2016.
"Bantu (ciptakan) stabilitas kita dengan cara tidak usah disebarluaskan," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Sumarsono, di Balai Kota DKI, Senin, 21 November 2016.
Soni, sapaan Sumarsono, mengatakan ajakan itu merupakan isu bohong atau hoax. Menurut dia, setiap warga Jakarta akan mengerti aksi rush money bisa melumpuhkan perekonomian nasional.
Aksi itu pernah terjadi pada 1997 hingga menyebabkan krisis ekonomi. Aksi tersebut akhirnya menjadi salah satu penyebab kerusuhan besar di Jakarta pada 1998 dan lengsernya Presiden ke-2 RI Soeharto.
Menurut Soni, isu disebarkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Alih-alih menyebarkan isu yang positif, pihak itu menyebarkan isu yang bisa merusak tatanan bangsa Indonesia.
"Isu itu jelas hoax, tidak mungkin. Saya kira masyarakat Jakarta khususnya, masyarakat yang cerdas dan sudah pintar menyikapi," ujar Soni.
Isu rush money itu dikabarkan akan menjadi aksi protes masyarakat jika Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tidak ditahan. Bareskrim Polri telah menetapkan Ahok sebagai tersangka kasus dugaan penistaan agama, Rabu, 16 November 2016.