Sebar Cara Rakit Bom, Youtube dan FB Diseret ke Polisi

Sam Aliano perlihatkan berkas laporan Facebook dan Youtube ke Bareskrim
Sumber :
  • Gadis Neka Osika - VIVA.co.id

VIVA – Pengusaha muda Sam Aliano melaporkan Youtube dan Facebook ke Badan Reserse Kriminal Polri. Kedua media sosial terkenal itu dilaporkan ke polisi karena diduga berperan membantu teroris.

Sang Anak Minta Transfer Uang ke Jemaat, Sumber Penghasil Pendeta Gilbert Jadi Sorotan

"Saya melaporkan Youtube dan Facebook karena perusahaan ini sudah berkali-kali diingatkan, tapi tidak mau ikut aturan yang ada di Indonesia yaitu memblokir konten-konten yang membahayakan rakyat," kata Sam di Bareskrim Polri, Kamis, 24 Mei 2018.

Sam mengatakan, di kedua media sosial ini, banyak sekali konten-konten yang berisi artikel cara-cara merakit bom. Tak hanya itu, banyak juga ceramah-ceramah doktrin kelompok teroris ISIS yang disiarkan secara bebas.

Mensos Risma Berikan Pesan ke Konten Kreator: Tidak Usah Takut untuk Melangkah!

Menurut Sam, sudah saatnya Youtube dan Facebook diseret ke jalur hukum, karena mereka menikmati penghasilan besar dengan membebaskan konten teroris dan radikal menyebar di masyarakat.

Berdasarkan pengamatan Sam, konten-konten teroris di Facebook dan Youtube, sudah ada sejak zaman pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sayanganya, tak ada yang peduli, dan baru Sam, orang yang berani memperkarakan masalah ini.

YouTube Luncurkan sebuah Serial Dokumenter 5 bagian berjudul “Seribu Kartini”

"Biar perusahaan ini lihat ada warga yang protest. Polri punya kekuatan untuk dan wewenang karena perusahaan yang bertanggung jawab untuk memblokir," kata Sam.

Bakal calon Presiden ini melaporkan Youtube sekaligus memperkarakan video ceramah tokoh agama yang memicu teror bom dapat diakses dengan mudah di Youtube.

"Tidak boleh dalam ceramah membawa politik atau menghina agama orang lain, karena itu memicu konflik," kata Sam.

Ia juga mengecam terkait unggahan dari tanah konflik dibawa ke Indonesia, karena isu tersebut dapat membakar semangat dan mencuci otak anak muda Indonesia untuk ikut berjihad.

Sebelumnya, Sam sudah menyatakan pelaporan ini saat mengadakan sayembara menangkap otak teroris dengan imbalan Rp5 miliar. Namun baru hari ini ia datang langsung membuat pelaporan tersebut.

"Saya prihatin dengan teror bom di Indonesia, bahwa kita tidak takut dengan teroris, teroris menakuti rakyat," ujar Sam. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya