Dihujat karena Dukung Jokowi, Ini Pesan Menggetarkan TGB

Muhammad Zainul Majdi.
Sumber :
  • Repro Instagram

VIVA – Gubernur Nusa Tenggara Barat, Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi akhirnya mengeluarkan pernyataan terkait dinamika politik Indonesia dan dukungannya kepada Joko Widodo di Pemilihan Presiden 2019.

Debat Cawapres, TGB Sebut Mahfud Pernah di Eksekutif, Yudikatif dan Legislatif

Pernyataan menggetarkan TGB disampaikan melalui unggahan tiga paket video di akun Instagramnya, Jumat, 6 Juli 2018. Pernyataan itu berisi tentang pesan-pesan kepada seluruh tokoh dan guru bangsa agar tidak lagi mengutip ayat-ayat perang dalam Alquran dalam kontestasi politik tanah air.

Berikut kutipan pernyataan TGB:

Sambangi TPN, Muhammadiyah Undang Ganjar-Mahfud Hadiri Dialog Publik

"Apa aset kita yang tidak terlihat sebagai bangsa? Aset yang tidak terlihat itu adalah persaudaraan dan persatuan kita sebagai bangsa. Kita ini bersaudara. Apakah bapak-bapak berani mengatakan bahwa anda adalah yang haq, sementara lawan politik adalah yang bathil seperti kafir Quraisy? Siapa yang berani? Kalau saya tidak berani. . .

Siapapun yang mendengar ucapan saya ini, tokoh-tokoh, guru-guru yang saya muliakan. Tolong berhentilah berkontestasi politik dengan mengutip ayat-ayat perang dalam Al-Qur’an. Kita tidak sedang berperang. Kita ini satu bangsa. Saling mengisi dalam kebaikan. . .

Ke NTB, Ganjar Pranowo Dapat Penghormatan Dari Masyarakat Sasak

Kalau kita berkontestasi politik atau apapun, letakkan itu dalam “fastabiqul khoirot". Letakkan itu dalam “lita’arafu”. Beda-beda gagasan, semangatnya adalah untuk ta’aruf, saling mengisi dan saling belajar. Siapa yang bisa menyelesaikan masalah Indonesia sendirian? Hanya bisa dilakukan jika kita semua bersama-sama.

Apa yang kemarin ada di media-media. Saya banyak sekali menerima pertanyaan tentang masalah ini. Tuduhan-tuduhan juga banyak. Hujatan-hujatan juga lebih banyak. Ya tidak apa-apa. Kan kita hidup itu kalau ungkapan para ulama, membuat semua orang senang atau menyenangkan semua orang itu sesuatu yang mustahil. . .

Jadi kalau kita mau bikin senang, ya kepada yang menciptakan manusia saja lah. Itu urusannya pasti baik. Kalau kita berusaha mencari ridha dan keridhaan Allah supaya mencintai kita, itu pasti menguntungkan. Tapi kalau kita berepot-repot untuk mencari kecintaan manusia, atau “menjilat” manusia, itu biasanya akan kecewa dan tidak akan membawa kebaikan apa-apa. Wallohu a’lam bishowab".

Lihat videonya berikut ini:

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya