Pemerintah Pusat dan Pemprov NTB Harus Kompak Tangani Gempa Lombok

Kerusakan bangunan akibat gempa bumi di Lombok.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Zabur Karuru

VIVA – Penanganan gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang mengakibatkan lebih dari 400 orang meninggal dunia menjadi perhatian. Penanganan gempa pun diusulkan agar ditingkatkan menjadi status bencana nasional.

Jokowi Resmikan 147 Bangunan yang Direhabilitasi Pasca Gempa di Sulawesi Barat

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI) Arief Budhy Hardono, menekankan saat ini yang terpenting adalah pemerintah pusat dan daerah kompak gerak cepat dalam penanganan daerah-daerah terdampak di NTB. Ia tak ingin mempersoalkan polemik perdebatan status bencana nasional.

"Pemerintah pusat dan daerah dengan segala perangkatnya harus segera membantu menyelamatkan masyarakat Lombok, Sumbawa dan daerah-daerah lainnya yang terdampak bencana di NTB. Keselamatan masyarakat terdampak bencana harus jadi prioritas," kata Arief, dalam keterangannya, Kamis, 23 Agustus 2018.

Gempa di Taiwan, 18 Orang Masih Hilang

Dia menambahkan yang tak kalah penting adalah membantu masyarakat untuk bisa membangun kembali rumah hingga sarana pendidikan, dan ibadah. Kemudian, penting juga untuk membantu menghilangkan trauma yang dialami korban gempa.

"Bahkan, bila perlu lebih baik alumni UI yang tergabung dalam Iluni UI, baik yang ada di NTB maupun daerah lain siap berkoordinasi dengan pemerintah Provinsi NTB dan pemerintah pusat," jelas Arief.

Gempa Magnitudo 6 Guncang Jepang, Tak Ada Peringatan Tsunami

Arief menyebut sejauh ini pihaknya terus mengirimkan bantuan dan turun langsung korban gempa di Lombok. Bantuan ini salah satunya dengan mendistribusikan kebutuhan sandang, pangan, dari para donatur. Lalu, dengan mengerahkan relawan ke area bencana untuk melakukan pendampingan terhadap korban gempa.

Iluni UI siap koordinasi bantu penanganan gempa di Lombok

Relawan yang dikerahkan antara lain dari Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala UI), Komunitas Mahasiswa UI dari Lombok (Sasando), Pusat Krisis Fakultas Psikologi UI (Puskris UI). Relawan ini tergabung dalam gerakan UI Peduli.

“Iluni UI juga berkoordinasi dengan Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), Tim Psikologi TNI dan Puskris UI dalam persiapan pemberian pendampingan psikososial dan psikoedukasi," tuturnya.

Tak ketinggalan, Iluni UI arsitektur disebut juga siap membantu sisi infrastruktur dengan mendesain shelter selama fase tanggap bencana.

"Mendesain shelter yang akan digunakan selama fase tanggap bencana sebelum infrastruktur desa pulih kembali, diikuti dengan survei kelayakan lokasi peletakan shelter sebagai persiapan tahap selanjutnya,” papar Arief

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya