Jokowi Singgung Propaganda Rusia, BPN Minta Jokowi Tidak Buat Hoax

Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir

VIVA – Capres nomor urut 01 Joko Widodo, menyinggung soal propaganda Rusia, yang digunakan oleh kubu pasangan calon 02 pada Pilpres 2019 ini. Propaganda yang dimaksud adalah dengan memproduksi hoax dan ketakutan sebanyak-banyaknya, sehingga rakyat menjadi ragu. 

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

Atas pernyataan itu, Koordinator Jubir Prabowo-Sandi Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, seharusnya Jokowi bisa lebih rileks menyikapi hal itu.

"Kami hadapi semuanya dengan senyuman kok, nggak pakai menuduh-nuduh. Pak Prabowo kampanye nggak pake ala-ala Rusia-Rusian, cuma ala-ala Kampung Bojongkoneng, dengan sedikit menari ala-ala Gatot Koco dan banyak-banyak baca, dan menyimak rakyat di lapangan," ujar Dahnil kepada VIVA, Senin 4 Februari 2019.

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

Dengan begitu, lanjut mantan Ketum Pemuda Muhammadiyah itu, kampanye yang dilakukan oleh Prabowo selalu dilengkapi dengan penjabaran masalah. Itu hasil dari menyimak dan berpikir bersama rakyat. 

"Yang kemudian kami menawarkan solusi terhadap masalah-masalah kebangsaan tersebut. Jadi untuk menyelesaikan masalah kebangsaan ya harus paham masalah," ujar Dahnil menjelaskan. 

Prabowo Cerita Tak sampai Satu Jam Putuskan Terima Ajakan Jokowi Gabung Kabinet

Ia meminta, Jokowi tidak langsung menuduh Prabowo seperti itu. Apalagi kalau justru tuduhan itu, malah hoax alias tidak benar. Menurutnya kurang bagus buat calon patahana. "Tuduhan-tuduhan seperti itu agaknya tidak elok dan cenderung fitnah alias hoax, apalagi disampaikan oleh seorang petahana yang seorang Presiden," katanya. 

Dalam kampanyenya ke Jawa Tengah, Jokowi sempat menyindir soal pernyataan Prabowo bahwa Indonesia akan bubar pada 2030. Jokowi mengutarakan itu di hadapan sekitar 7.000 simpatisan dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Mereka menamakan diri Koalisi Alumni Diponegoro.

"Belum jadi pemimpin kok sudah pesimistis. Harusnya bangsa yang besar ini dibangun dengan rasa optimisme yang tinggi sehingga tantangan-tantangan ke depan bisa dihadapi bersama," ujar Jokowi di Gedung PPI Kota Lama Semarang, Jawa Tengah, Minggu 3 Februari 2019.

Jokowi juga menyindir, saat aktivis yang juga anggota Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi saat itu, Ratna Sarumpaet. Ia awalnya disebut dipukul, dan tuduhannya mengarah ke kubu Jokowi. Hingga Prabowo membuat pernyataan pers, dan setelah itu ternyata hoax. 

"Untungnya yang namanya Mbak Ratna Sarumpaet itu jujur. Saya kenal beliau lama. Beliau berani dan jujur sehingga ketika ramai, dia menyampaikan apa adanya. Saya acungi jempol ke Ratna," kata Jokowi.

Dalam kesempatan berbeda, Jokowi juga menyinggung masalah antek asing. Dimana ia dituduh antek asing. Padahal, kubu lawannyalah yang menggunakan asing untuk menjadi konsultannya. 

"Yang dipakai konsultan asing. Enggak mikir ini memecah belah rakyat atau tidak, enggak mikir mengganggu ketenangan rakyat atau tidak, ini membuat rakyat khawatir atau tidak. Membuat rakyat takut, enggak peduli," kata Jokowi, ketika bertemu sedulur kayu dan mebel di Solo, Minggu 3 Februari 2019.

Tidak disebutkan konsultan asing yang mana yang dimaksud. Namun modelnya, menurut Jokowi adalah sama.  "Seperti yang saya sampaikan, teori propaganda Rusia seperti itu. Semburkan dusta sebanyak-banyaknya, semburkan kebohongan sebanyak-banyaknya, semburkan hoax sebanyak-banyaknya sehingga rakyat menjadi ragu. Memang teorinya seperti itu," kata mantan Gubernur DKI itu. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya