- VIVA.co.id/ Andri Mardiansyah (Padang)
VIVA – Zulfirman Syah, seorang warga negara Indonesia asal Kota Padang, Sumatera Barat yang menjadi korban penembakan brutal di masjid Kota Christchurch, Selandia Baru, sempat sadarkan diri dan berkomunikasi sebentar dengan istrinya.
"Mohon doa dari seluruh rakyat Indonesia. Sampai pagi ini, saya mendapat informasi dari istrinya, dia lagi menjalani proses operasi kedua di rumah sakit setempat. Masih di ruang ICU," ujar Handra Yaspita, kakak kandung korban, Sabtu, 16 Maret 2019.
Dia menambahkan, "Zul, menjalani operasi kedua, mudah-mudahan berhasil. Sudah sempat sadar dan sempat komunikasi dengan istrinya, namun kondisi masih lemah, masih blank."
Handra menjelaskan, meski belum mendapat informasi secara rinci berapa total jumlah peluru yang bersarang di tubuh adik kandungnya itu, namun luka tembak yang dialami korban cukup parah. Terutama di bagian paru-paru yang mengalami kebocoran.
"Persisnya saya tidak mendapat informasi (jumlah peluru yang bersarang). Yang pasti, cuma memang ada peluru di badan, di kaki, lengan. Alhamdulillah tidak ada di kepala. Keduanya (korban dan putranya) masih ditangani tim medis," ujar Handra.
Selain adiknya, Handra menyebutkan jika kondisi keponakannya yang bernama Omar Rois (2) juga sudah mulai membaik. Bahkan saat ini, sudah dipindahkan ke ruangan rawat inap.
Meski terus mendapatkan kabar baik dari istri korban, namun Handra sebagai perwakilan keluarga besar yang ada di Kota Padang, terus berharap agar pemerintah RI bersedia memfasilitasi mereka untuk berangkat ke Selandia Baru.
"Saya harap, pemerintah memfasilitasi ke sana. Saya lagi cari jalan untuk ke sana. Jadi memang, dari keluarga besar kita menghendaki ada perwakilan dari kita pergi ke sana untuk melihat kondisinya seperti apa," ujar Handra.
Sebelumnya, Zulfirman Syah bersama dengan putranya Omar Rois, menjadi korban penembakan brutal di masjid Kota Christchurch, Selandia Baru, Jumat, 15 Maret 2019. Korban bersama anaknya saat itu, sedang menjalankan ibadah salat Jumat. (mus)