Logo BBC

Penangkapan Mahasiswa Papua dalam Kasus Makar, Akan Perkeruh Suasana

Sejumlah mahasiswa Papua melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Negara pada Kamis, 22 Agustus 2019. Mereka mengutuk apa yang disebut tindak kekerasan fisik dan verbal atas mahasiswa Papua di Jawa Timur. - BBC INDONESIA
Sejumlah mahasiswa Papua melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Negara pada Kamis, 22 Agustus 2019. Mereka mengutuk apa yang disebut tindak kekerasan fisik dan verbal atas mahasiswa Papua di Jawa Timur. - BBC INDONESIA
Sumber :
  • bbc

"Memang bisa memperkeruh suasana. Terutama situasi di Papua hari-hari ini belum membaik. Jadi ini kayak cerita bersambung dan saling mempengaruhi. Kalau sekarang ada tuduhan (makar), mohon diproses dengan adil dan tidak perlu berlebihan," ujar Adriana Elizabeth kepada BBC News Indonesia.

Yang ia khawatir, aksi penangkapan dan penersangkaan ini akan berbuntut pada unjuk rasa yang lebih besar. Sebab warga Papua akan kembali melihat ada ketidakadilan.

"Nah dengan penangkapan ini, antara mengikuti prosedur yang dijalankan dengan memperhitungkan kondisi, ini (aksi) akan meluas nih . Sementara ada skenario membuat rusuh, jadi mohon itu dipertimbangkan. Jangan kebijakan yang dijalankan jadi dipolitisasi," katanya.

Menurut Adriana, teriakan "merdeka" atau "referendum" bukan kali pertama disuarakan warga Papua. Sehingga, kata dia, aparat dan pemerintah semestinya menangkap pesan di balik seruan tersebut.

"Kalau yang berteriak merdeka, pasti ada. Dari dulu juga teriaknya sama. Nah yang harus ditangkap tuh esensinya apa."

Sementara mengenai Bendera Bintang Kejora yang disebut polisi sebagai bagian dari tindakan kejahatan terhadap keamanan negara, menurut Adriana, berlebihan. Ia lebih setuju menyebut bendera itu adalah "bendera kultural" seperti yang pernah disampaikan mantan presiden Abdurrahman Wahid.

"Di zaman Gus Dur kan sudah diakui begitu. Tapi kemudian di reduce dan dibilang itu adalah simbol-simbol makar. Sekarang saya balik bertanya, kalau semua mahasiswa Papua mengibarkan bendera itu dan meneriakkan merdeka, mau ditangkap semua? Itul loh maksud saya."