Dampak Corona, 7.000 Pedagang Tanah Abang Terancam Gulung Tikar

Pasar Tanah Abang
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Krisis ekonomi mulai terjadi di tengah wabah virus corona di Indonesia. Sebagian besar roda ekonomi tak bisa berputar karena adanya pembatasan aktivitas. Hal ini pun dikeluhkan oleh para pegadang di Pasar Tanah Abang, Jakarta.

Gebrakan Baru Pasar Tanah Abang, Hadirkan “Little Bangkok” bagi Pelaku Jastip Raup Cuan Maksimal

Pemilik kios di Pasar Tanah Abang, Yudi Fauzan mengatakan kemungkinan ribuan pedagang kios bisa gulung tikar akibat pandemi virus corona atau COVID-19 yang masih melanda Indonesia. Apalagi, diberlakukan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB.

Fauzan merupakan pedagang pakaian anak-anak di Pasar Tanah Abang, tapi sementara ini tutup hampir satu bulan atau 25 hari sehingga tidak ada pemasukan sama sekali. Namun, ia harus tetap membayar gaji para karyawan, membayar sewa hingga membayar listrik kios yang di sewanya. Karyawannya sudah dirumahkan, namun, mereka tetap harus digaji.

Gebrakan Baru Pasar Tanah Abang, Hadirkan Suasana Nyaman Berburu Baju ala Little Bangkok

"Kiosnya tidak ada yang dibuka satu pun. Karyawan kita rumahkan. Kita mematuhi aturan PSBB, dan Pasar Tanah Abang segera ditutup karena COVID-19 dari 27 Maret sudah tutup," kata Fauzan saat acara Indonesia Lawyers Club di tvOne pada Selasa, 21 April 2020.

Menurut dia, peminat pembelinya memang berkurang meskipun cara dagangnya beralih melalui aplikasi. Makanya, lebih dari 20.000 kios di pasar tersebut tutup semua entah sampai kapan belum diketahui.

Kaleidoskop 2023: TikTok Shop Jadi Kambing Hitam Sepinya Pasar Tanah Abang

"Mungkin sampai Lebaran kalau belum dibuka kembali, lebih dari 7.000 pedagang Tanah Abang bisa gulung tikar, karena kami tidak bisa bayar kontrak kios," ujarnya.

Oleh karena itu, Fauzan mewakili para pedagang lainnya di Pasar Tanah Abang untuk minta keringanan atau menunda pembayaran kontrak kios kepada pemilik toko. Menurut dia, hampir kurang lebih ada 7.000 pedagang yang mengontrak.

"Kalau ini terjadi terus, pedagang bisa bangkrut. Maka dari itu, service charge kami minta enam bulan di-free-kan, listrik juga minta keringanan," jelas dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya