Empat Jasad Kecelakaan Maut Cipularang di RS Polri Diduga Perempuan

Polisi evakuasi di lokasi kecelakaan maut di Tol Cipularang Senin 2 September 2019.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Sebanyak empat jenazah korban kecelakaan Tol Cipularang di kilometer 91, Purwakarta, Jawa Barat yang belum teridentifikasi, kini berada di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Empat jasad itu merupakan orang dewasa dan diduga berjenis kelamin perempuan.

2 Motor Adu Banteng di Kembangan Jakbar, 1 Orang Tewas

Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati Komisaris Besar Polisi Edy Purnomo mengatakan, hingga kini hasil identifikasi belum rampung. Mengingat jasad baru tiba, Selasa, 3 September 2019 malam. "Mungkin hasilnya keluar hari ini," kata Edy saat dikonfirmasi VIVAnews, Rabu, 4 September 2019.

Kondisi jasad yang sejumlah bagian tubuhnya terbakar menyulitkan untuk memprediksi umur para korban ini. Lantaran itu, pemeriksaan lebih lanjut diperlukan untuk memperkirakan umur keempatnya.

Tangis Keluarga Pecah saat Terima 12 Jenazah Korban Kecelakaan Maut KM 58

Kemarin malam, lanjut dia, sudah diperiksa sampel DNA dan pemeriksaan secara autopsi medis yang memastikan korban adalah perempuan. "Hari ini rencananya gigi, ada beberapa jenazah yang masih nampak giginya walaupun tidak utuh, itu bisa kita identifikasi, karena nanti dua data antemortem yang dari Polda itu ada rekam giginya," katanya.

Hasil pemeriksaan gigi nantinya bisa dicocokkan dengan data antemortem atau data medis sebelum kematian yang diberikan keluarga korban. Sejauh ini baru ada dua pihak yang mengaku anggota keluarga dan memberikan data antemortem.

12 Korban Kecelakaan Maut di KM 58 Tol Japek Teridentifikasi, Ini Daftarnya

Masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarganya diharapkan bisa melapor. Warga yang merasa kehilangan anggota keluarga dapat menyambangi RS Polri Kramat Jati secara langsung, atau menghubungi call center di nomor 08122843520.

Kabid Yandokpol RS Polri Kombes Pol Agung Widjajanto menambahkan, kondisi jasad menjadi kendala tersendiri dalam proses identifikasi. Karena terbakar api membuat jasad tak bisa dikenali secara fisik, meski jasad memiliki ciri fisik khusus seperti tahi lalat dan tato. Salah satu alasan jasad keempatnya dipindah karena diduga warga Provinsi DKI Jakarta.

"Jadi wujudnya itu sudah tak bisa dikenali lagi, umumnya seperti itu. Badan terbakar dan sebagainya menjadi kendala tersendiri dalam proses pemeriksaan. Waktu yang diperlukan tidak hanya tergantung kesulitan atau kondisi mayat itu sendiri. Tapi juga seberapa lama kita bisa mendapatkan data tentang orang hilang. Sidik jari, gigi, DNA," ujar Agung.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya