Hanum Rais Hargai Pelaporan Terhadap Cuitannya di Twitter

Anggota DPRD DIY dari PAN Hanum Rais
Sumber :
  • VIVA/ Cahyo Edi.

VIVA – Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Hanum Rais dilaporkan karena cuitannya di Twitter yang dianggap terkait kasus penusukan terhadap Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan HAM (Menko Polhukam), Wiranto. Hanum Rais dilaporkan karena cuitannya dianggap mengandung ujaran kebencian.

Deretan Negara Asia Tenggara yang Berbentuk Republik

Menanggapi pelaporan terhadap dirinya, Hanum Rais enggan berkomentar panjang. Hanum Rais menganggap tak etis mengomentari masalah pelaporannya di Kantor DPRD DIY.

"Saya sekarang berdiri di depan gedung DPRD. Saya menghargai ini (kantor DPRD DIY) adalah rumah rakyat, rumah kedewanan. Isu-isu kedewanan yang saya jawab. Tidak etis kiranya saya menjawab hal tersebut di DPRD," kata Hanum Rais, Rabu, 16 September 2019.

Wow, Siswa SMP Negeri 255 Jakarta Masuk Nominasi Terbaik Kompetisi Menulis Surat untuk Presiden

Anggota DPRD DIY Komisi B ini mengaku menghargai pelaporan terhadap dirinya. Hanum Rais juga menyebutkan, dirinya juga menghargai proses hukum yang akan dijalaninya usai pelaporan terhadap cuitannya di Twitter.

“Ya intinya begini, silakan mas-mas semua sudah melihat bahwa sudah diproses. Saya menghargai hak yang melaporkan dan saya ingin Anda menghargai bahwa saya harus karena berada di dewan saya harus berbicara isu-isu kedewanan,” ujar putri Amien Rais ini.

Hasto Klaim PDIP Bakal Move On dari Pilpres untuk Hadapi Pilkada 2024

Terkait kasusnya, Hanum Rais pun meminta kepada semua pihak agar cooling down terlebih dahulu. Terlebih saat ini suasananya menjelang pelantikan Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024.

“Tolong hargai bahwa saat ini masanya kita cooling down dulu. Sudah mau pelantikan Presiden. Ayo kita jaga dulu cooling down. Stay away from negative issue. Jadi kita biar bisa lebih move on," ujar Hanum Rais.

Dia menambahkan, "Kita move on dengan isu kerakyatan. Kekeringan di mana-mana dan kita baru juga membicarakan isu-isu bagaimana masyarakat lanjut usia dijadikan prioritas untuk pembicaraan di kedewanan."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya