Gempa Jayapura Papua Dipicu Aktivitas Sesar Anjak Mamberamo

Ilustrasi gempa
Sumber :
  • VIVA/Ifan Beto

VIVA – Gempa tektonik 6,1 magnitudo mengguncang wilayah Kabupaten Jayapura dan Sarmi, Papua, Sabtu malam, 18 Januari 2020. Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono menganalisis pemicu gempa tersebut.

Jokowi Resmikan 147 Bangunan yang Direhabilitasi Pasca Gempa di Sulawesi Barat

Daryono menyebut berdasarkan lokasi episenternya, gempa ini diduga kuat dipicu aktivitas Sesar Anjak Mamberamo. Namun, karena episenter gempa di daratan, maka gempa ini tidak berpotensi tsunami.

"Hingga Minggu pagi, 19 Januari 2020 hasil monitoring BMKG sudah mencatat sebanyak 10 kali gempa susulan. Gempa susulan dengan magnitudo paling besar mencapai M 5,2 dan terkecil M 2,7," ujar Daryono, Minggu, 19 Januari 2020. 

Gempa di Taiwan, 18 Orang Masih Hilang

Dia menambahkan, wilayah Kabupaten Jayapura dan Sarmi secara tektonik merupakan area seismik aktif serta kompleks. Menurut dia, disebut seismik aktif karena kedua wilayah ini memiliki tingkat aktivitas kegempaan yang sangat tinggi. 

"Disebut kompleks karena di wilayah ini memiliki banyak sebaran sumber gempa utama dengan berbagai segmentasi sesar dan splay (percabangannya)," tutur Daryono.

Gempa Magnitudo 6 Guncang Jepang, Tak Ada Peringatan Tsunami

Daryono mengutip buku Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia tahun 2017 yang diterbitkan Pusat Studi Gempa Nasional atau Pusgen. Dalam penjelasan itu, wilayah Kabupaten Sarmi dan Jayapura dilalui struktur sesar aktif yaitu Sesar Anjak Mamberamo dengan magnitudo tertarget mencapai 7,5 magnitudo. 

"Para pakar asing terkadang menyebut zona sumber gempa aktif ini sebagai Mamberamo Deformation Zone (MDZ) atau Mamberamo Thrust and Fold Belt (MTFB)," katanya.

Maka itu, kata dia, dengan kondisi tektonik aktif itu sehingga wajar wilayah Sarmi dan Jayapura menjadi kawasan yang sangat rawan gempa. Ia menyebut, sebelum terjadi gempa di Jayapura semalam, pada 2019 wilayah Sarmi juga diguncang dua kali gempa.

"Yaitu pada 20 Juni 2019 M 6,3 dan 24 Juni 2019 M 6,1 yang menimbulkan kerusakan," ujarnya.

Dia melanjutkan, wilayah Kabupaten Sarmi dan Jayapura dikenal memiliki sejarah panjang gempa kuat dan merusak di masa lalu. Tercatat dalam katalog gempa terdapat lebih dari 20 aktivitas gempa berkekuatan besar yang berdampak mencapai skala intensitas VI hingga IX Modified Mercally Intensity (MMI), 

Di bawah ini adalah daftar gempa kuat yang disertai data magnitudo dan dampaknya dalam MMI sejak 1921, yaitu:

1.    Gempa Sarmi 19 Februari 1921 berkekuatan M 6,9 berdampak VII MMI.
2.    Gempa Sarmi 10 Oktober 1921 berkekuatan M 6,6 berdampak VII MMI.
3.    Gempa Sarmi 16 September 1923 berkekuatan M 6,5 berdampak VIII MMI.
4.    Gempa Jayapura 26 Oktober 1926 berkekuatan M 7,6 berdampak VII MMI.
5.    Gempa Sarmi 10 November 1930 berkekuatan M 6,9 berdampak VII MMI.
6.    Gempa Jayapura12 Juli 1939 berkekuatan M 6,5 berdampak VII MMI.
7.    Gempa Jayapura 1 April 1940 berkekuatan M 6,6 berdampak VII MMI.
8.    Gempa Sarmi 28 Mei 1940 berkekuatan M 6,6 berdampak VIII MMI.
9.    Gempa Sarmi 19 September 1950 berkekuatan M 7,2 berdampak VII MMI.
10.    Gempa Waropen 21 Agustus 1955 berkekuatan M 6,7 berdampak VII MMI.
11.    Gempa Jayapura 28 Mei 1968 berkekuatan M 7.5 berdampak VIII MMI.
12.    Gempa Jayapura 10 Januari 1971 berkekuatan M7,7 berdampak VIII-IX MMI.
13.    Gempa Sarmi 24 Maret 1986 berkekuatan M 6,7 berdampak VII MMI.
14.    Gempa Sarmi 20 April 1986 berkekuatan M 6,8 berdampak VIII MMI.
15.    Gempa Sarmi 27 Juni 1987 berkekuatan M 6,6 berdampak VII MMI.
16.    Gempa Sarmi 25 Oktober 1987 berkekuatan M 6,8 berdampak VIII MMI.
17.    Gempa Sarmi 29 Juli 1998 berkekuatan M 6,7 berdampak VIII MMI.
18.    Gempa Talikora 6 April 2013 berkekuatan M 7,0 berdampak VII-VIII MMI.
19.    Gempa Sarmi 27 Juli 2015 berkekuatan M 7,0 berdampak VI MMI.
20.    Gempa Sarmi 20 Juni 2019 berkekuatan M 6,3 berdampak IV MMI.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya