Kemenkes: Tak Ada Jaminan Pasien Corona yang Sembuh Tak Tertular Lagi

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto (kanan).
Sumber :
  • Parjo Ramelan

VIVA – Juru Bicara khusus pemerintah penanganan virus corona atau COVID-19, Achmad Yurianto menegaskan, tak ada jaminan pasien Corona baik yang suspect maupun yang positif jika sudah dinyatakan negatif tak akan tertular lagi. Menurutnya, pasien yang sudah dinyatakan negatif bisa tertular kembali.

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

"Tidak ada satu jaminan bahwa dia tidak akan tertular lagi. Bisa saja tertular lagi dan bisa sakit lagi," kata Yurianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu, 8 Maret 2020.

Memang ia mengakui bahwa belum ada ada laporan pasien yang sudah sembuh dari virus Corona itu kambuh kembali. Yang ada, pasien yang sudah sembuh, sakit lagi karena ketularan lagi. "Jadi bukan penyakit kambuh tapi ketularan lagi," ujarnya.

Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Naik Sejak November 2023

Oleh karena itu, Yurianto yang juga Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan mengatakan, edukasi menjadi penting untuk masyarakat bahwa harus selalu berhati-hati.

"Karena penyakit ini pada awalnya tidak tunjukan gejala yang berat. Bahkan gejalanya kita sering pahami dari awal seperti keluhan badan anget, batuk, bersin. Itu keluhan sering dialami," ujarnya.

Pakar Imbau, Waspadai Pandemi Disease X, Mematikan Dibanding COVID-19

Ia pun menyebut kewaspadaan menjadi hal penting untuk masyarakat. Ia pun menyarankan agar masyarakat menggunakan masker jika sedang dalam keadaan sakit.

"Kemudian rajin cuci tangan dengan sabun manakala akan makan, nyentuh mulut, hidung dan mata supaya tidak menular ke orang sehat," ujarnya.

Terkait kasus pasien dalam pengawasan atau PDP yang sudah dinyatakan negatif dan diperbolehkan pulang, Yurianto menuturkan pihaknya melakukan self isolasi. Pasien ini sudah dididik menggunakan masker selama 14 hari selama di rumah.

Pasien dalam pengawasan ini juga diminta untuk mengurangi kontak dekat dengan keluarga dan diharapkan sementara tidak berpergian.

"Kemudian akan dipantau oleh Dinkes setempat atau Puskesmas setempat kondisi kesehatannya setiap hari sampai 14 hari. Kalau baik semua dan kita nyatakan tidak masalah maka bisa bersosialisasi seperti biasa," ujarnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya