Belum Perlu PSBB Corona, Sumbar Pilih Perpanjang Pembatasan Selektif

VIVA – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, sampai hari ini belum memutuskan untuk mengusulkan kebijakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Karena, langkah pembatasan selektif yang sejak awal sudah diterapkan, dianggap masih cukup efektif untuk mencegah penyebaran Coronavirus Disiase 2019 (COVID-19).

Malaysia Detects Over 6000 Coronavirus Cases in a Week

Bahkan, pemberlakuan pembatasan selektif yang sejak Minggu kemarin sudah berakhir, kini diperpanjang kembali hingga 29 Mei 2020. Masa perpanjangan pembatasan selektif itu, disamping dinilai cukup efektif, juga sebagai antisipasi prediksi lonjakan penyebaran COVID-19 yang diperkirakan akan terjadi pada akhir bulan Mei mendatang atau bertepatan dengan hari Raya Idul Fitri. 

“Yang shif  pertama, itu sudah berakhir Minggu kemarin. Pembatasan selektif ini, kita perpanjang lagi sampai akhir bulan Mei mendatang. Hasil evaluasi kita, pembatasan selektif ini cukup efektif ya,” kata Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit, Senin 13 April 2020.

Ditemukan di Sejumlah Negara, Seberapa Bahaya Varian Baru Virus Corona Pirola?

Menurut Nasrul Abit, seluruh petugas gabungan yang ditugaskan di sembilan titik daerah perbatasan Sumatera Barat, sudah bekerja semaksimal mungkin, melakukan pengecekan suhu tubuh pendatang dan mendata semua yang masuk. Data itu, kita gunakan untuk men tracing riwayat perjalanan mereka. Semua data yang dikumpulkan, masuk ke sistem database kita.

“Sejak kita berlakukan pembatasan selektif, seluruh masyarakat yang masuk ke Sumatera Barat, didata. Kondisi kesehatannya juga di cek. Ini memudahkan kita men tracing siapa saja yang masuk ke Sumbar, apalagi mereka yang datang dari zona merah pandemi Corona. Saya minta petugas yang ada di perbatasan agar dapat lebih ekstra lagi bekerja,” ujar Nasrul Abit.

Gawat, Ratusan Kucing di Pulau Siprus Meninggal Akibat Coronavirus

Nasrul Abit menilai, petugas yang bekerja di posko perbatasan, adalah garda terdepan dalam hal mencegah penyebaran COVID-19. Maka dari itu, Ia minta untuk bekerja lebih maksimal lagi mendata semua pendatang, pengecekan kondisi kesehatan. Khusus bagi yang datang dari zona merah, isi blanko isolasi mandiri selama 14 hari di rumah masing-masing.

“Petugas kita yang di perbatasan ini adalah garda terdepan untuk mendeteksi COVID-19, mencegah virus ini masuk. Kalau rumah sakit itu, masuk kategori matra medis. Jadi, sekali lagi saya minta petugas yang bekerja di perbatasan harus lebih ekstra lagi. Kita ingin, Sumbar ini sehat,” kata Nasrul Abit.

Pemprov mengingatkan kepada semua lapisan masyarakat, selain mengikuti instruksi yang dikeluarkan pemerintah, juga dapat bekerjasama. Jika, mengetahui adanya yang pendatang segera laporkan ke petugas untuk dilakukan pengecekan. 

“Saya minta, tidak lagi ada orang yang tidak patuh dengan aturan yang kita buat. Kita harus kerjasama. Semua orang yang masuk ke Sumatera Barat, tercatat dan terpantau dengan resmi. Dan mereka, harus patuh dengan ketentuan yang kita buat,” ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya