50 Pegawai dan Anggota DPRD Bogor Jalani Tes Swab, Dua Positif 

VIVA – Dua Orang Dalam Pantauan atau ODP di DPRD dan Bapenda Kota Bogor dinyatakan positif corona setelah menghadiri pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Maret lalu, di mana salah seorang peserta meninggal dunia akibat corona. Untuk men tracing-nya, Tim Gugus Tugas Covid-19 Kota Bogor melakukan swab kepada 50 orang pegawai dan anggota dewan.

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto menjelaskan, setelah staf Setwan dinyatakan positif, Tim Gugus Covid-19 Kota Bogor, langsung melaksanakan swab test di GOR Padjajaran.

"Tes swab karena ada satu staf setwan positif covid-19 hasilnya baru diketahui Kamis pekan lalu. Yang masuk klaster pelatihan PBJ (Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa), meninggal pada akhir Maret," katanya dihubungi VIVAnews, Kamis 14 Mei 2020.

Malaysia Detects Over 6000 Coronavirus Cases in a Week

Atang mengatakan, PBJ adalah klaster lama di mana pasien yakni dokter Budi masuk ke klaster Turki bersama Wali Kota Bogor. Sebelum dirawat dan meninggal, dokter Budi sempat ikut pelatihan PBJ. 

"Di antaranya yang sudah positif itu satu orang dari Bapenda dan satu orang dari staf sekertariat DPRD," kata Atang.

Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Naik Sejak November 2023

Setelah mengetahui kabar positif itu, tim gugus tugas dinas kesehatan lakukan tracing untuk memutus mata rantai covid-19 yang kontak pasien dengan melakukan tes cepat reaktif atau rapid test. 20 orang berstatus ODP yang terdiri pegawai setwan pada Senin 11 Mei 2020. Dari tes cepat itu, tiga orang setwan positif reaktif.

Kemudian, petugas kembali men-tracing dari tiga orang reaktif ini terdata memiliki kontak dengan 30 orang pegawai termasuk di antaranya anggota dewan dilakukan swab test, Selasa 12 Mei 2020.

"Kemudian yang tiga tadi reaktif dilakukan swab tes sekaligus dengan anggota DPRD, karena salah satu yang reaktif tadi juga selama ini beliau ikut mendukung kegiatan rapat di Badan Musyawarah, alat kelengkapan dewan yang lain," jelas Atang. 

Atang menjelaskan para ODP ini sudah terpantau sejak Maret lalu. Menurutnya, pemeriksaan terhadap ODP di lembaga DPRD yang baru dilakukan ini semestinya sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari dengan memanfaatkan anggaran. 

Namun kala itu, kata Tatang, DPRD meminta agar dinas kesehatan mendahulukan tes kepada tenaga medis. Atang belum memastikan berapa jumlah anggota yang menjalani test swab. 

"Datanya di Dinas Kesehatan, saya juga belum mendata masing-masing anggota yang ikut swab test, ada berapa yang ikut," katanya. 

Atang menyampaikan, meski 50 orang menjalani tes swab, namun aktivitas terus berjalan dan gedung DPRD tidak tutup seperti diberitakan. Bahkan Atang menyebut agenda rapat bersama SKPD, hingga LKPD Wali Kota 2019. Pemkot Bogor juga telah melakukan sterilisasi dengan menyemprotkan disinfektan di gedung dan ruangan DPRD.

"(Gedung tidak ditutup dikosongkan?) Tidak, masih berjalan normal seperti biasa hanya dengan menerapkan aturan protokol kesehatan yang ketat ditambah lagi rapatnya tidak mengundang SKPD, tetapi melalui rapat online. Ada beberapa anggota yang langsung hadir di ruang komisi untuk rapat online dari kantor," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya