Bupati Melawi Positif Corona Padahal Rapid Test Non Reaktif

VIVAnews - Bupati Melawi, Kalimantan Barat, Panji, positif Covid-19. Padahal, dia sudah menjalani dua kali rapid test dan hasilnya non reaktif.

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Panji mengatakan awal mula dirinya positif Covid-19 berasal dari sang menantu yang merupakan seorang dokter bernama Candra Dewi. Pada November 2019, sang menantu cuti melahirkan ke Jakarta.

Kemudian pada bulan Februari, dia kembali dan pada 1 April 2020, kembali bekerja.

Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Naik Sejak November 2023

"Sebelum masuk kerja, rapid test dalam keluarga, hasil negatif," kata Panji dalam wawancara di tvOne, Rabu, 3 Juni 2020.

Baca juga: Jokowi Berduka Perawat RS Royal Surabaya Meninggal akibat Virus Corona

Pakar Imbau, Waspadai Pandemi Disease X, Mematikan Dibanding COVID-19

Panji mengatakan setelah tiga minggu masuk kerja, Candra agak demam. Dia lantas diminta rapid test, dan hasil tesnya reaktif.

Atas perkembangan tersebut, Panji dan keluarga menyadari bahwa mereka harus menjalani rapid tes lagi.

"19-20 Mei, dia kita minta untuk di Swab. Kita lakukan rapid test ulang semuanya. Tanggal 20 Mei, semuanya negatif. Cucu kami 4 bulan reaktif rapid test-nya," kata Panji.

Mereka kemudian menjalani tes Swab, termasuk sang menantu dokter Dewi. Hasilnya, dari 8 orang, 6 positif, 2 negatif.

"Cucu kami yang tadinya reaktif, swabnya negatif. Ibunya, tanggal 23 Mei, keluar hasil Swabnya positif," katanya.

Panji menuturkan bahwa sejak pulang dari Jakarta, sang menantu dan cucunya tinggal di rumah mereka sendiri. Interaksi terjadi ketika dokter Candra akan piket pagi, sang cucu dititipakan ke neneknya di rumah jabatan bupati.

"Kadang-kadang piket pagi, piket malam. Dia nitip anak ke rumah neneknya," kata Panji lagi.

Panji mengatakan selama ini dia dan keluarga sudah berusaha menjalankan protokol kesehatan dengan memakai masker, duduk juga diatur. Kemudian, saat ini mereka melakukan isolasi mandiri di rumah.

"Covid-19 ini yang paling dibutuhkan keterbukaan. Penularan pada menantu kami dokter Candra Dewi ini kemungkinan dari pasien yang tidak jujur," tuturnya.

Dia menambahkan Covid-19 adalah persoalan kemanusiaan. Semua pihak harus saling memberikan dukungan.

“Ini bukan aib, ini perjuangan manusia, dunia dan Indonesia berhadapan dengan Covid-19. Saling mendukung, men-supports,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya