Logo BBC

Surabaya Zona Hitam Covid-19, Perilaku Warga seperti Tidak Ada PSBB

Petugas membantu warga yang mengikuti tes diagnostik cepat COVID-19 (Rapid Test) di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (29/05).-ANTARA FOTO/DIDIK SUHARTONO
Petugas membantu warga yang mengikuti tes diagnostik cepat COVID-19 (Rapid Test) di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (29/05).-ANTARA FOTO/DIDIK SUHARTONO
Sumber :
  • bbc

Longgarnya penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya menjadi salah satu alasan di balik tingkat penyebaran yang membawa ibu kota pronvinsi Jawa Timur itu ke dalam "zona hitam", menurut pakar kesehatan dan tenaga medis. Jawa Timur adalah provinsi dengan jumlah kasus kumulatif kedua tertinggi virus corona di Indonesia, setelah DKI Jakarta, sejak wilayah itu mengalami lonjakan yang tajam pada akhir bulan Mei.

Surabaya pertama mulai menerapkan PSBB pada 28 April dan kemudian diperpanjang sebanyak dua kali. PSBB fase ketiga akan berakhir pada 8 Juni mendatang.

Namun, ahli epidemiologi dari Universitas Airlangga, Windhu Purnomo, menilai PSBB sejak awal tidak berjalan sesuai harapan dan hingga kini, kondisi Surabaya belum bisa dikategorikan aman.

"Penyebabnya kenapa masih belum aman adalah perilaku masyarakat karena pemerintah tidak melakukan kontrol yang ketat. Tidak ada sweeping di jalanan di Surabaya, hanya di checkpoint-checkpoint di batas kota.

Katanya dulu ada jam malam tapi masih biasa, setelah jam 9 yang tetap ramai. Yasudahlah, sekarang ini seperti tidak ada PSBB sudah," kata Windhu kepada BBC News Indonesia, Rabu (03/06).

Juru bicara pemerintah untuk pengendalian Covid-19, Achmad Yurianto dalam laporan harian kasus pada Rabu (03/06), mengungkap bahwa sumber penambahan kasus baru terbanyak berasal dari Jawa Timur.

"Dari pemeriksaan ini, kita mendapatkan kasus konfirmasi positif sebanyak 684, sehingga jumlah totalnya menjadi 28.233. Kalau kemudian kita breakdown lebih lanjut, maka sekarang ini jumlah tertinggi kita dapatkan dari hasil pemeriksaan di Jawa Timur, sebanyak 183, meskipun dibanding dengan kemarin, ini ada penurunan," kata Yurianto dalam konferensi pers (03/06).