TGPF Intan Jaya Berhasil Yakinkan Keluarga Soal Autopsi Jenazah Korban

Menkopolhukam Mahfud MD.
Sumber :
  • Reza Fajri/VIVA.

VIVA – Tim Gabungan Pencari Fakta atau TGPF kasus penembakan di Intan Jaya, Papua telah merampungkan investigasi dan kembali ke Jakarta. Salah satu korban penembakan di sana adalah pendeta Yeremia yang meninggal akibat ditembak oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Intan Jaya, Papua.

Polisi Ditemukan Tewas di Mampang Jaksel dengan Luka Tembak di Kepala

Menko Polhukam Mahfud MD yang membentuk tim tersebut menyatakan, target-target telah tercapai dan tinggal menyusun laporan sistematis.

"Dan diberi waktu sampai dengan tanggal 17 untuk membuat laporan dan mendiskusikan semua fakta-fakta yang ditemukan sehingga sampai pada kesimpulan yang meyakinkan," kata Mahfud MD secara virtual, Selasa, 13 Oktober 2020.

Tersangka Penembakan di Bandara Kuala Lumpur Coba Kabur dari Malaysia dengan Identitas Palsu

Baca juga: Rampungkan Investigasi, TGPF Intan Jaya Kembali ke Jakarta

Mahfud juga telah memegang kronologi penembakan tersebut. Pendeta Yeremia adalah salah satu korban, di antara beberapa korban lainnya yang ditembak dalam kurun waktu hingga sepekan. Menurut Mahfud, rangkaian penembakan di sana hingga ada permintaan tim investigasi PBB menyelidiki, semua sudah direncanakan.

Seorang Pendeta Ditikam saat Sedang Pimpin Upacara Ibadah di Sebuah Gereja

"Jadi jelas itu klaim mereka dan itu memang betul direncanakan," kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu.

Korban Pendeta Yeremia diketahui tewas tertembak Sabtu, 19 September 2020. Korban ditemukan di Kampung Hitadipa Intan Jaya sekira pukul 18.00 waktu setempat. Diketahui pendeta tersebut merupakan warga asli Suko Moni.

Dia juga bersyukur tim TGPF berhasil menembus wilayah-wilayah yang sebelumnya tertutup dan diblokade. Bahkan aparat juga, kata Mahfud, sebelumnya sulit mencapai wilayah itu.

"Dulu aparat-aparat pun, pemda pun, tidak berhasil menemui keluarga. Bahkan keluarga yang berhasil bertemu pun dulu tidak berani, tidak memberi keterangan dan seperti keterangannya itu sangat tertutup," kata dia.

Namun, saat ini TGPF telah mewawancarai para keluarga yang bisa dimintai keterangan mengenai penembakan. Termasuk menyetujui autopsi terhadap korban.

"Sekarang ini keluarga korban bisa ditemui dan memberi kesaksian, menjelaskan fakta-fakta, bahkan juga sudah menandatangani persetujuan, yaitu dilakukan autopsi terhadap jenazah pendeta Yeremia. Dulu itu sulit sekali," kata Mahfud.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya