Pemilik Tanah Bantah Bongkar Rumah Gara-gara Beda Pilihan Politik

Ilustrasi Pilkada 2020.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Beda pilihan politik di Pilkada Manggarai Nusa Tenggara Timur (NTT) berujung pada konflik keluarga.

Jokowi: Jabatan Itu Kehormatan, Sekaligus Tanggungjawab Besar

Di kampung Tanah Rata Desa Lante Kecamatan Reok Barat, Albertus Poing dan keluarganya disuruh angkat kaki oleh Yustinus Samar selaku pemilik tanah, alasanya sepele hanya karena berbeda pilihan politik saat pilkada.

Albertus Poing mendukung pasangan H2N (Heribertus Nabit-Heribertus Ngabut) di Pilkada Manggarai, sedangkan pemilik tanah mendukung pasangan petahana (Deno Kamelus-Victor Madur).

Akhyar Nasution Dilantik jadi Wali Kota Medan untuk 6 Hari

Seperti yang diberitakan, Albertus Poing terpaksa membongkar rumahnya karena merasa malu dengan pernyataan pemilik tanah. Peristiwa memilukan itu terjadi setelah pencoblosan 9 Desember 2020.

Baca: Beda Pilihan di Pilkada, Satu Keluarga Terusir dari Rumah

Wali Kota Binjai Terpilih Meninggal, Bagaimana Selanjutnya?

Albertus Poing kemudian meminjam tanah milik Fransiskus Juang untuk ditempati sementara. Lokasi itu berjarak sekitar 300 meter dari tanah milik Yustinus Samar.

Yustinus Samar ketika dihubungi, Minggu sore 13 Desember 2020, membantah bahwa dia memerintahkan membongkar rumah milik Albertus Poing.

Dia juga meluruskan bahwa dia tidak mempersoalkan siapa pun paslon pilihan Albertus Poing. Namun yang membuat dia kecewa ketika mengetahui ternyata Albertus ikut taruhan dari paslon lain.

"Saya bilang ke dia waktu itu bahwa saya akan bangga kalau Poing ini menang taruhan, tapi kalau kalah, saya pasti kecewa dan saya akan usir nanti. Itu ekspresi kekesalan saya agar sebaiknya jangan ikut taruhan," kata Yustinus Samar kepada VIVA.

Diakuinya, dia menyampaikan itu langsung ke Albertus Poing di rumah Damianus Mbajang.

"Saya nyatakan itu langsung dengan Poing, ada beberapa orang saksi di situ di rumahnya Damianus Mbajang. Saya tidak omong dengan istrinya Poing seperti yang diberitakan itu," tuturnya.

Lebih lanjut, pria 60 tahun itu kaget ketika diinformasikan oleh kerabat yang lain bahwa Albertus Poing telah membongkar rumahnya.

Hal itu menurutnya terbalik dengan pernyataan dia kepada Albertus Poing usai pencoblosan. Yustinus Samar memang mengakui bahwa dia akan mengusir Albertus Poing kalau kalah taruhan.

"Faktanya kan menang, maka sesuai pernyataan saya ke dia di tanggal 9 (Desember) itu saya berbangga dia menang," ujar dia.

"Namun betapa kagetnya saya ketika tanggal 11 Desember pagi ada keluarga yang kasih tahu ke saya bahwa Poing ini telah membongkar rumahnya. Dan saya rasa kecewa sekali, anak yang begitu setia dengan saya tiba-tiba bertindak seperti itu," ujarnya menambahkan.

Yustinus juga mengisahkan bahwa Albertus Poing dalam keluarga mereka berstatus cucu sehingga bagi dia, sangat tidak mungkin jika mengusir Albertus.

"Menyakiti Albertus sangat tidak mungkin apalagi hanya karena beda pilihan politik. Sehingga saya duga ada pihak tertentu yang sengaja memecah belah keluarga kami," tutupnya.

Laporan Jo Kenaru/ Manggarai-NTT

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya