Jangan Sampai Faskes Tumbang, Anggota DPR Dukung PSBB Jawa-Bali

Solo setuju pemberlakuan PSBB Jawa-Bali.
Sumber :
  • VIVA/ Fajar Sodik.

VIVA – Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo mendukung kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jawa-Bali yang akan diterapkan pemerintah dari 11-25 Januari 2021. Langkah ini dilakukan pemerintah untuk menekan angka penularan COVID-19 yang kembali naik di Indonesia dan dianggap penting mengingat fasilitas kesehatan (faskes) juga sudah semakin penuh.

Sempat Hilang Kesadaran Akibat Sepsis, Chicco Jerikho Ngerasa Dikasih Kesempatan Kedua

“Saya dukung apa yang telah dilakukan pemerintah terkait dengan PSBB. Tidak boleh nongkrong, tidak boleh berkerumun. Jadi bukan berarti kita dilarang aktivitas,” kata Rahmad kepada wartawan pada Kamis 7 Januari 2021.

Politikus PDIP itu meminta agar masyarakat memahami alasan pemerintah mengambil langkah dengan menerapkan PSBB Jawa-Bali tersebut.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

“Kita review bahwa kondisi rumah sakit sudah cukup mengkhawatirkan, keterisian ICU di rumah sakit juga mengkhawatirkan. Maka perlu langkah berani langkah tegas kepada semua pihak,” ujarnya.

Selain itu, dia melanjutkan, sudah banyak dokter dan tenaga medis yang terpapar hingga terinfeksi virus Corona dan meninggal akibat menderita COVID-19.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Pemerintah, karena itu, mengambil sikap untuk menerapkan kebijakan tegas berupa penerapan PSBB dua wilayah itu. Keputusan tersebut dinilai harus didukung oleh seluruh elemen masyarakat.  

“Percayalah bahwa langkah-langkah pemerintah ini kalau kita benar-benar bekerja sama bergotong-royong menerapkan sungguh-sungguh saya rasa kira kita bisa mengendalikan,” kata dia.

Selain itu, Rahmad mengingatkan agar masyarakat tetap patuh menjalankan protokol kesehatan 3 M di mana pun berada, khususnya saat keluar rumah yakni menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. 

“Kalau kita abai, ingat sekali lagi rumah sakit sudah banyak yang mengkhawatirkan keterisian ICU. Jadi kita harus butuh langkah,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya