Andi Mallarangeng Tegaskan Tak Ada Dualisme Kepemimpinan di Demokrat

Politikus Demokrat Andi Mallarangeng
Sumber :
  • Karni Ilyas Club (KIC)

VIVA – Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng menilai kelompok massa yang melaksanakan Kongres Luar Biasa Partai Demokrat di Deli Serdang Sumatera Utara adalah para kelompok yang tidak memiliki suara sah. Selain itu, dalam KLB tersebut juga tidak sesuai AD/ART Partai Demokrat hasil Kongres V Partai Demokrat tahun 2020

KLB PSSI Sumut Digelar Usai PON 2024

"Adalah gerombolan yang abal-abal dan melaksanakan KLB abal-abal memilih Ketua Umum yang abal-abal juga. Kenapa, karena tidak sesuai dengan AD/ART yang berlaku. AD/ART yang berlaku adalah hasil Kongres V Partai Demokrat 2020. Karena itu tidak sesuai dengan AD/ART ya tentu saja abal-abal," kata Andi, dalam program Apa Kabar Indonesia Malam tvOne, Minggu 7 Maret 2021

Andi menegaskan, saat ini Partai Demokrat hanya satu, yaitu yang dipimpin oleh Ketua Umun Agus Harimurti Yudhoyono. Andi membantah jika dikatakan ada dualisme kepemimpinan di Demokrat.

Kasus DBD Meningkat Drastis, DPR Ingatkan Pemerintah Kerahkan Semua Sumber Daya

"Ini tidak ada dualisme kepemimpinan. Cuma ada satu yaitu yang dipimpin oleh Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono, Ketua Umum yang sah. Kalau yang lain itu abal-abal. Ngaku-ngaku aja. Jadi kalau orang ngaku-ngaku aja ya ga bisa dibilang dualisme," ujar Andi

Andi menegaskan, saat ini kepemimpinan AHY didukung oleh 34 DPD di seluruh Indonesia dan telah tercatat secara resmi di Kementerian Hukum dan HAM. Untuk itu AHY saat ini tengah melakukan konsolidasi kepada 34 Ketua DPD dan 514 DPC se-Indonesia.

Pemerintah Tebar Insentif Kendaraan Listrik hingga 10 Persen, Intip Simulasinya

"Malam ini juga Ketum AHY akan melakukan commanders call kepada 514 Ketua DPC se-Indonesia untuk menjaga kehormatan dan kedaulatan partai dari elemen yang mencoba mengambil alih, bekerjasama dengan kader atau mantan kader yang ingin menjual partai," ujar Andi.

Menurut Andi, KLB ilegal di Deli Serdang tujuannya ingin mengambil alih Partai Demokrat dan membuat Demokrat terpecah. Namun menurutnya masyarakat sudah cerdas dan bisa melihat sendiri kepengurusan mana yang benar. 

"Ini kita harus lawan demi menjaga kedaulatan Partai Demokrat," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya