Picu Kematian, 2 Pulau di NTT Nyatakan KLB Rabies

Ilustrasi vaksinasi anjing cegah rabies
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVA Lifestyle – Dua kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT) menyatakan kejadian luar biasa (KLB) rabies atau kerap disebut penyakit Anjing Gila yaitu Kabupaten Sikka, NTT dan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), satu kasus kematian akibat virus rabies dianggap berbahaya sehingga perlu dilakukan upaya pencegahan segera.

KLB PSSI Sumut Digelar Usai PON 2024

“Pulau Timor itu tidak pernah melaporkan kasus rabies. Jadi begitu ada satu kasus, itu sudah dianggap bahaya,” Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dr. Imran Pambudi, MPHM pada konferensi pers secara virtual, baru-baru ini. Scroll lebih lanjut ya.

Sebelumnya, seorang anak berusia 8 tahun di Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur sempat beberapa jam dirawat di RSUD Borong dengan diagnosa rabies. Keluarga sempat merekam detik-detik sebelum bocah MSE asal Wangkung, Desa Poco Ri'i itu sebelum dinyatakan meninggal dunia pada Kamis siang 25 Mei 2023.

Kasus DBD Meningkat Drastis, DPR Ingatkan Pemerintah Kerahkan Semua Sumber Daya

Terkait status KLB dalam epidemiologi ada satu tingkat di bawah wabah. Artinya KLB rabies ini masih bisa ditangani di tingkat lokal oleh pemerintah bersama masyarakat setempat.

Pemerintah Tebar Insentif Kendaraan Listrik hingga 10 Persen, Intip Simulasinya

Pemerintah setempat telah melakukan upaya pencegahan meluasnya rabies dengan 'melakukan isolasi' di Pulau Timor. Penutupan lalu lintas dilakukan pada hewan yang berisiko menularkan rabies seperti kera, kucing, dan anjing.

Total 11 Kasus Kematian Akibat Rabies

vaksin

Photo :
  • 60345

Ada pun, Kemenkes RI mengumumkan ada 11 kasus kematian yang disebabkan oleh rabies di sejumlah wilayah di Indonesia. 95 persen kasus rabies tersebut disebabkan oleh gigitan anjing.

“95 persen kasus rabies pada manusia didapatkan lewat gigitan anjing yang terinfeksi. Ada juga beragam hewan pembohong yang bertindak sebagai reservoir virus di berbagai benua seperti rubah, rakun, dan kelelawar, tapi 95 persenkarena gigitan anjing," tambah dr. Imran.

Hingga April 2023 sudah ada 31.113 kasus gigitan hewan penular rabies, 23.211 kasus gigitan yang sudah mendapatkan vaksin anti rabies, dan 11 kasus kematian di Indonesia.

Saat ini ada 26 provinsi yang menjadi endemis rabies tapi hanya 11 provinsi yang bebas rabies yakni Kepulauan Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Papua Barat, Papua, Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.

Di samping itu, banyak pulau yang bebas rabies di Indonesia, misalnya di NTT ada pulau bebas rabies seperti Pulau Sumba. Ada juga pulau lainnya antara lain Pulau Tabuan dan Pulau Pisang di Lampung, Pulau Meranti di Riau, Kepulauan Mentawai di Sumatera Barat, Kepulauan Sintaro di Sulawesi Selatan, Pulau Nunukan, Pulau Batik, dan Pulau Tarakan di Kalimantan Utara.

Vaksin Anti Rabies

Pemandulan

Photo :
  • 423126

Kondisi rabies di Indonesia tahun 2020 hingga April 2023, rata-rata per tahun kasus gigitan sebanyak 82.634, kemudian yang diberi vaksin anti rabies hampir 57.000.

“Rabies merupakan tantangan besar di Indonesia karena dalam tiga tahun terakhir kasus gigitan hewan rabies itu rata-rata setahunnya lebih dari 80.000 kasus dan kematiannya rata-rata 68 orang,” ungkap dr. Imran.

Juru Bicara Kemenkes dr. Mohammad Syahril menambahkan seseorang begitu digigit oleh anjing gila, maka harus cepat dilakukan pencucian sekaligus diberikan suatu virus anti rabies. Ini benar harus dilakukan.

“Karena sudah ada wilayah KLB, maka harus dilakukan gerakan serentak serentak yang dipimpin oleh pemerintah daerah yang melibatkan seluruh dinas terkait untuk melakukan penyisiran terhadap hewan-hewan terutama anjing yang memang berpotensi menjadi rabies. Anjing tersebut kemudian dibocorkan,” ungkap dr. Syahril.

Ia juga mengatakan perlunya melibatkan komunitas pencinta hewan terutama pecinta anjing untuk dapat berperan dalam gerakan ini baik di tingkat nasional maupun daerah. Paling utama saat ini adalah penanganan pada hewan pembawa rabies seperti anjing, kucing dan kera.

"Sehingga vaksinasi rabies pada populasi anjing dan kucing mini 70% dicapai, dimana saat ini baru 40%. Anjing dan kucing harus dipelihara dan jangan sampai ada hewan pembawa rabies ular," ujar dr. Syahril.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya