Tekan COVID-19 di Kudus, Kapolri Terapkan Manajemen Kontijensi

Kunjungan Panglima TNI dan Kapolri ke Kudus.
Sumber :
  • Teguh Joko Sutrisno/ VIVA.

VIVA – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah menyiapkan beberapa manajemen kontijensi, untuk menekan dan mencegah penyebaran virus COVID-19 di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Sempat Hilang Kesadaran Akibat Sepsis, Chicco Jerikho Ngerasa Dikasih Kesempatan Kedua

Salah satu manajemen kontinjensi yakni menguatkan test swab RT-PCR dan edukasi soal 3M (mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak) serta 3T (testing, tracing dan treatment).

"Bagi warga yang positif swab antigen dilakukan test swab RT-PCR per 5 hari, baik yang gejala maupun OTG. Hal itu untuk menghindari penyebaran virus Corona ke orang lain,” kata Sigit melalui keterangannya, Senin, 7 Juni 2021.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Menurut dia, masyarakat yang melakukan isolasi mandiri bakal dilakukan pengawasan ketat oleh aparat TNI-Polri. Hal ini untuk mencegah penyebaran virus Corona ke warga lainnya.

"Langkah manajemen kontijensi, Polda buat supervisi dari pejabat ke Polres, melakukan penyemprotan disinfektan secara rutin dan berkala sesuai dengan zonasi yang sudah ditentukan,” ujarnya.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Di samping itu, Sigit mengatakan, pihak aparat keamanan melakukan pengawasan untuk masyarakat yang keluar masuk di wilayah zona merah. Khusus wilayah sekitar Kabupaten Kudus, Sigit meminta, disiapkan ancang-ancang manajemen kontijensi demi mencegah penyebaran virus corona.

"Untuk keluar masuk wilayah zona merah diawasi ketat, dan masyarakat di wilayah zona merah desa diimbau untuk tidak keluar rumah selama 5 hari, hasilnya akan dievaluasi. Yang lain mempersiapkan kontigensi plan utamanya yang berbatasan dengan Kudus,” ujarnya.

Kemudian, kata dia, disiapkan manajemen pasien yang reaktif atau positif penentuan isolasi mandiri dan rujukan ke rumah sakit (RS). Untuk masyarakat Jawa Tengah, bagi yang isolasi mandiri nantinya langsung dievakuasi ke tempat rujukan yang sudah disiapkan.

Seperti di Asrama Haji Donoyudan dengan 800 tempat tidur. Apabila lokasi itu penuh, warga yang positif bakal dievakuasi ke Gedung Diklat Srondol dengan kapasitas 300 tempat tidur, kediaman Wali Kota 200 tempat tidur, dan Gedung Islamic Center 150 tempat tidur.

"Evakuasi yang saat ini melaksanakan isolasi mandiri di rumah digeser ke Asrama Haji Donoyudan sebagai rujukan isoma pusat di Jateng dengan alokasi 800 tempat tidur, dilengkapi tenaga kesehatan dan penjagaan ketat dari TNI-Polri," ujarnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya