Logo BBC

Angka Infeksi Meningkat, 1 dari 8 Pasien COVID-19 adalah Anak-anak

BBC Indonesia
BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

"Outcome-nya pada anak ini tidak hanya kematian, tapi gejala persisten. Selain MISC (Multisystem Inflammatory Syndrome in Children). Itu MISC tidak di semua negara, kita salah satu yang banyak," terang dia.

Aman lantas mengutip laporan kasus dari Italia yang menunjukkan 52,7% anak mengalami long Covid-19 setelah empat bulan. Beberapa gejala yang tercatat di antaranya insomnia, fatigue, nyeri otot, nyeri sendi hingga, masalah pernapasan.

Laporan lain yang ia kutip adalah dari Swedia, pada pasien usia 9-15 tahun. Kelompok ini mengalami long Covid setelah enam hingga delapam bulan terinfeksi.

Gejala yang dialami anak-anak itu juga hampir sama di antaranya kelelahan, sering sesak, kesulitan konsentrasi dan kesulitan kembali ke sekolah.

"Kalau ditanya bagaimana di Indonesia? Terus terang saya enggak berani ngomong dulu karena datanya enggak cukup. Tapi kami sudah dapat beberapa kasus yang seperti itu, itu yang diperiksa, karena di Jakarta diperiksa," ungkap Aman.

Itu sebab dia menekankan pentingnya pengumpulan data kasus Covid-19 dan peningkatan tracing serta testing pada anak.

"Jadi sebetulnya, jangan dianggap anak itu harus dibiarkan. Walaupun dia OTG, tetap kita harus tahu bahwa dia pernah [Covid-19], baik anak-anak atau dewasa. Data ini paling penting bagi kita,"

Antisipasi yang tak matang dan kebijakan yang tak berbasis sains hanya akan memperburuk kondisi anak-anak dan balita di tengah pandemi Covid-19.

Yang terjadi menurut Aman bukan saja banyaknya kasus kematian dan angka kesakitan melainkan juga dampak ikutan Covid-19 bagi anak-anak.

"Ketika anak-anak ini positif kan mental health-nya akan terganggu. Jangankan dia positif, keluarganya positif saja dia terganggu secara mental dan long Covid-19 pada anak itu kan sudah terjadi," tutur dia mengingatkan.

"Dan yang berikutnya adalah meninggal. Dan angka kasus dan kematian [ada anak] akan meningkat," pungkas Aman.