Profil KGPAA Mangkunegara IX, Raja Mangkunegaran yang Baru Mangkat

Kanjeng Gusti Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IX meninggal dunia
Sumber :
  • IG puromangkunegaran

VIVA – Kanjeng Gusti Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IX meninggal dunia pada Jumat, 13 Agustus 2021 pukul 02.50 WIB di Jakarta. Kabar wafatnya KGPAA Mangkunegara IX itu dibenarkan oleh Abdi Dalem Pariwisata dan Museum Pura Mangkunegaran Joko Pramudya.

Profil Choi Si Hoon "Single's Inferno" Calon Suami Penyanyi Ailee

“Nggih, leres (iya, benar),” katanya melalui sambungan telepon, Jumat, 13 Agustus 2021.

Jenazah mendiang dibawa ke Solo, Jawa Tengah pagi ini. Namun, kata Joko, terkait pemakamannya di Astana Girilayu, Karanganyar, di makam para pemimpin Pura Mangkunegaran akan ada keterangan resminya nanti.

Profil Allianz Arena, Markas Bayern Munich Venue Pembukaan Piala Eropa 2024

“Meninggal wonten (di) Jakarta sekitar pukul 02.50 WIB. Tapi untuk pemakaman nanti menunggu statemen resmi mawon (saja),” jelasnya.

Profil KGPAA Mangkunegara IX

Profil Timnas Jerman, Tuan Rumah Ingin Kembalikan Nama Besar di Piala Eropa 2024

Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Mangkoenagaro IX atau lebih dikenal dengan Mangkoeneagoro lahir di Surakarta pada tanggal 18 Agustus 1951. 

Dilihat VIVA dari situs resmi Puro Mangkunegaran, ia merupakan putra laki-laki kedua dari Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkoenagoro VIII dan Raden Ajeng Sunituti atau Gusti Kanjeng Putri Mangkoenagoro VIII.

Dahulu, saat masih remaja, Mangkunegara IX bernama Gusti Pangeran Haryo (GPH) Sudjiwo Kusumo. Penguasa Pura Mangkunegaran itu mengemban pendidikan dasar hingga menengah di Surakarta. 

Memiliki minat terhadap seni tari, ia mahir dalam memerankan Bambangan, yakni seorang ksatria yang lemah lembut dan halus. 

GPH Sudjiwo Kusumo dinobatkan sebagai penguasa Mangkunegaran dengan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Mangkoenagoro IX pada 4 Jumadilakhir 1920 atau 24 Januari 1988.

Penobatannya itu dilakukan setelah Pura Mangkunegaran tidak memiliki penguasa selama satu tahun usai wafatnya Mangkoenagoro VIII pada tanggal 2 Agustus 1987. Peristiwa besar di mana seorang putra mahkota memimpin kerajaan itu dipenuhi dengan suasana sakral serta diiringi oleh Tari Bedhaya Anglir Mendhung dan Tari Palguna Palgunadi.

Meski dianggap sebagai raja masa kini, Mangkunegara IX masih tetap peduli dengan perkembangan kesenian, terutama seni tari. Bahkan, ia kerap menampilkan Pura Mangkunegaran sebagai pusat budaya Jawa kepada para pengunjung dengan menyuguhkan seni tari, wayang kulit, dan fragmen.

Selama masa pemerintahannya, seni tari semakin berkembang pesat. Sejumlah karya yang dihasilkan pada masa KGPAA Mangkunegara IX adalah Tari Bedhaya Suryosumirat (1990), Tari Kontemporer Panji Sepuh (1993), Tari Harjuna Sasrabahu, Tari Puspita Ratna (1998), dan sebagainya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya