Cara Kelola Limbah Medis Bagi Pasien Isoman di Rumah

Warga isoman sedang berjemur di tempat isolasi Rumdin Wali Kota Semarang.
Sumber :
  • tvOne/ Teguh Joko Sutrisno (Semarang)

VIVA – Selama pandemi COVID-19, volume limbah medis yang dihasilkan mengalami peningkatan. Tidak hanya dari rumah sakit maupun fasilitas kesehatan, ternyata limbah medis juga dihasilkan oleh pasien positif COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah.

Lebaran Tinggal Menghitung Hari, Intip 4 Jenis Sheet Mask yang Bikin Wajah Glowing

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Lia G. Partakusuma, membenarkan bahwa limbah infeksius atau limbah medis ini juga dihasilkan pasien yang menjalani isoman di rumah.

"Limbah medis ini muncul ketika seorang pasien mendapatkan penanganan, melalui alat-alat atau sisa bahan yang sudah bersentuhan dengannya. Jadi pasien yang isolasi mandiri di rumah pun juga otomatis memproduksi limbah medis," ungkap Lia dalam dialog virtual, Kamis 19 Agustus 2021.

Masker Beras Ternyata Memiliki Banyak Manfaat untuk Kesehatan Kulit Wajah, Apa Saja?

Lia mengatakan, jika di fasilitas kesehatan ada sejumlah standar untuk menangani limbah medis. Standar ini untuk mengantisipasi penularan melalui limbah medis. Sementara bagi pasien yang menjalani isoman di rumah, sering kali pengelolaan limbah medisnya tak diperhatikan.

Lia menjabarkan bahwa, sampah medis yang dihasilkan pasien yang menjalani isoman ini ada beberapa. Diantaranya adalah bekas masker dan bekas tisu yang digunakan pasien yang isoman di rumah.

5 Cara Menghilangkan Komedo Tanpa Dipencet, Rajin Pakai Scrub

Lia menyebut, bahwa virus punya sifat akan tumbuh di inangnya atau tidak dapat hidup sendirian. Virus itu bisa menempel melalui cairan maupun droplet, baik dari bersin, batuk, maupun masker basah atau tisu.

Untuk itu Lia menyarankan, ada sejumlah langkah yang harus dilakukan pasien yang isoman dalam mengelola sampah medis yang dihasilkan.

Lia mencontohkan untuk masker bekas. Pasien yang menjalani isoman bisa memotong-motong masker tersebut sebelum dibuang. Selain untuk menghindari penularan, pemotongan bekas masker ini juga mengantisipasi terjadinya daur ulang masker bekas.

Usai dipotong, Lia menyarankan agar masker bekas itu disemprot dengan cairan disinfektan. Tujuannya untuk mematikan virus yang menempel.

"Sampah atau limbah infeksius pasien yang isoman ini harus dipisahkan. Seperti masker bekas dan tisu. Sebelum dibuang disemprot dengan cairan disinfektan kemudian ditaruh diplastik dan diikat yang rapat," ucap Lia.

Usai disemprot, lanjut Lia, cairan disinfektan dan didiamkan sekitar 3 hingga 4 jam, virus ini akan mati karena tak ada lagi inang untuk hidup.

Lia menyarankan, agar limbah infeksius ini ditandai pada plastiknya. Tujuannya agar orang yang mengambil sampah tahu kalau itu limbah infeksius atau sampah medis.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya