'Kampung Sukaraya', Cara Unik Sebarkan Moderasi Beragama dengan Komik

Peluncuran komik madani 'Kampung Sukaraya' sekaligus pementasan teater “Tapak Santri” hasil kerja sama Kementerian Agama dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta di kampus ISI, Senin, 8 November 2021.
Sumber :
  • IST

VIVA – Badan Penelitian, Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Agama bekerja sama dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta meluncurkan komik madani berjudul Kampung Sukaraya serta pementasan teater “Tapak Santri” sebagai upaya mengedukasi masyarakat mengenai moderasi beragama melalui seni.

Penghulu dan Penyuluh Dilibatkan Sebagai Aktor Resolusi Konflik Berdimensi Agama

Kementerian Agama mengaku memiliki tanggung jawab penuh dalam menciptakan masyarakat yang saleh, moderat, dan unggul dalam kehidupan beragama. Sebab itu diperlukan berbagai cara untuk mewujudkan tujuan tersebut, salah satunya melalui seni.

“Balitbang Diklat Kemenag mencoba menginisiasi hal-hal sederhana yang bisa menginspirasi perilaku masyarakat, khususnya mewujudkan kehidupan keagamaan yang moderat. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan seni,” kata Kepala Balitbang Diklat Kemenag Achmad Gunaryo.

Peranan Penting Peran Galeri Seni di Lingkungan Tempat Tinggal Masyarakat Jakarta

Moderasi beragama merupakan cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.

“Seni bisa menjadi media untuk menyampaikan pesan moderasi beragama, seperti pada komik madani yang dibuat oleh ISI Surakarta ini,” katanya.

Peringatan Penting, Hati-Hati dengan Penawaran Haji Tidak Resmi di Media Sosial

Ia berharap komik Kampung Sukaraya dapat mengilhami perilaku beragama yang baik dan toleran. Selain itu, ia ingin kerja sama antara Balitbang Diklat dengan ISI Surakarta bisa terus berlangsung.

Seni yang bermakna

Rektor ISI Surakarta I Nyoman Sukerna berpendapat, moderasi beragama menjadi tanggung jawab setiap umat manusia. Maka semua orang berkewajiban menyuarakan dan mendorong upaya itu untuk membentuk masyarakat madani dan berkeadilan.

Pementasan teater Tapak Santri sekaligus peluncuran komik madani Kampung Sukaraya hasil kerja sama Kementerian Agama dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta di kampus ISI, Senin, 8 November 2021.

Photo :
  • IST

ISI Surakarta, katanya, menyambut sinergi antara nilai keagamaan dan seni dalam bentuk karya yang mengusung pesan kemanusiaan, moderat, dan perdamaian.

“Seni mampu menjadi medium yang menyentuh dan melembutkan hati manusia. Seni mampu mengasah kepekaan batin sehingga bergerak kesadaran nilai-nilai kemanusiaan dan melindungi harkat dan martabat sesama,” ujarnya.

Menurutnya, ISI Surakarta berkeyakinan bahwa seni tidak lagi berkutat dalam perbincangan tentang seni itu sendiri, melainkan terbuka terhadap kolaborasi penelitian dan penciptaan lintas disiplin untuk mewujudkan seni yang bermakna bagi setiap umat manusia.

“Kami berharap akan lahir karya seni lainnya yang akan mengasah dan melembutkan hati sehingga terwujud dunia yang aman, damai, dan sejahtera,” ujarnya.

Kegiatan peluncuran ditutup dengan pementasan teater "Tapak Santri" yang dipersembahkan oleh mahasiswa ISI Surakarta. Teater bercerita mengenai perjuangan perdamaian di Indonesia.

Tampak hadir Kepala Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Adlin Sila, Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jawa Tengah, Kepala Kemenag Kabupaten Boyolali Hanif Hanani, dosen, dan mahasiswa ISI Surakarta.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya