Logo BBC

Sri Hartini Perempuan Penjaga Hutan Adat Satu-satunya di Yogyakarta

BBC Indonesia
BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Namun Sri memang tak pernah mempersoalkan masalah honor. Sejak awal dia mau menjadi ketua jagawana Hutan Adat Wonosadi, niatnya ingin melanjutkan kegiatan bapaknya yang juga bekerja tanpa pamrih untuk menghijaukan kembali Hutan Adat Wonosadi.

"Kalau ada, ya disyukuri. Kalau tidak ada, ya niat kita dari dulu bekerja tanpa pamrih," katanya.

Meski tak berupah, berbekal niat baik menjalankan wasiat bapaknya untuk mewariskan mata air kepada anak cucu, Sri masih tetap semangat menjadi ketua jagawana. Dia pun berharap, anak cucunya punya pemikiran yang sama.

"Mendapatkan uang banyak belum tentu pikiran kita bisa tenang. Tapi dengan rezeki sedikit, malah justru bisa membuat pikiran kita tenang," ujarnya.

Semangat Sri menjaga Hutan Adat Wonosadi memang terus menyala, tapi Sri menyadari usianya tak lagi muda. Dia juga tahu, mencari generasi muda yang mau menjadi jagawana juga tak mudah. Kebanyakan pemuda yang lulus sekolah, merantau ke kota. Terlebih ada tuntutan ekonomi dalam hidup.

"Saya tidak berani memaksakan. Mencari seorang yang sadar untuk mencintai alam semesta itu masih sulit," ujarnya.

Sambil menuruni tangga hutan, Sri berharap ada generasi muda yang mau melanjutkan melestarikan hutan seperti dia. Sri mengajak generasi muda untuk mau mencintai alam beserta budayanya, agar tercipta harmonisasi kehidupan yang berkesinambungan.

Bagi Sri, ketika alam terjaga, maka lingkungan terjaga. Rasanya sejuk, enak, nyaman, dan menentramkan, sebut dia.

"Marilah kita mencintai alam seperti mencintai diri kita sendiri," ajak Sri dan dia optimistis alam semesta akan mendukung segala niat baik manusia, mestakung.

Sesaat Sri terdiam. Tangannya meraih rinding gumbeng di sampingnya, menempelkannya ke bibir dan tangan kanannya langsung menarik benang. Seketika mengalun suara beung-bieng... beung-bieng... beung-beung-bieng... beung-beung-bieng...

*Wartawan di Yogyakarta, Jawa Tengah, Furqon Ulya Himawan berkontribusi untuk laporan ini

[removed]!function(s,e,n,c,r){if(r=s._ns_bbcws=s._ns_bbcws||r,s[r]||(s[r+"_d"]=s[r+"_d"]||[],s[r]=function(){s[r+"_d"].push(arguments)},s[r].sources=[]),c&&s[r].sources.indexOf(c)<0 t=e.createElement(n);t.async t.src=c;var a=e.getElementsByTagName(n)[0];a[removed].insertBefore(t,a),s[r].sources.push(c)}}(window,document,>