Cara Aman Sai Bagi Jemaah Haji Kategori Risiko Tinggi

Jemaah haji lakukan Sai dari Bukit Sofa ke Marwah
Sumber :
  • Beno Junianto/VIVA.co.id

VIVA – Ibadah haji merupakan ibadah yang banyak memerlukan ketahanan fisik jemaah. Lalu bagaimana jemaah yang tergolong kategori risiko tinggi (risti) bisa menjalankan ibadah umrahnya dengan baik terutama saat Sa’i? 

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Kepala Seksi Kesehatan Haji Daerah Kerja Makkah, Muhammad Imran menjelaskan beberapa tips yang bisa dilakukan jemaah risti.

“Metodenya istirahat-istirahat. Dari Safa ke Marwa jalan kaki 400 meter. Bagi yang risti, saat jalan dari Safa ke Marwa, sejenak berhenti, istirahat dulu, berdoa 2 menit untuk menurunkan denyut nadi,” kata Imran di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekah, Kamis 16 Juni 2022.

Permudah Transaksi Jemaah Haji, Kartu Debit Bank Muamalat Sudah Bisa Nirsentuh

“Yang penting memberikan kesempatan jantung istirahat supaya tidak terlalu terforsir. Kemudian jalan lagi setiap putaran harus istirahat. Mungkin selesainya lebih lama, tapi lebih aman,” sambungnya.

Sejumlah umat berdoa di atas Bukit Marwah usai melakukan sai di Masjidil Haram, Mekkah.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Ismar Patrizki
Bawa Kabar dari Tanah Suci, Peran Media Optimalkan Penyelenggaraan Ibadah Haji

Menurut Imran, sebaiknya jemaah risti harusnya didampingi agar tidak tertinggal dengan kelompok jemaahnya. “Bisa didampingi ketua regunya atau dibarengkan dengan jemaah lain,” ujar Imran.

Ia menyarankan, jemaah yang punya riwayat penyakit jantung dan PPOK atau Penyakit Paru Osbstruktif Kronis disarankan memakai kursi roda, karena rawan terhadap serangan jantung. “Biasanya karena merokok lama, jadi belum sampai ke Marwa sudah sesak nafas,” lanjutnya.

Kusuma Yudha, Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) yang mendampingi jemaah Kloter SUB-02 menjelaskan, ia bersama seorang tenaga medis kloter terus memantau jemaah risti dalam kloternya. 

“Jemaah risiko tinggi harus diawasi khusus karena mempunyai penyakit bawaan yang sudah diderita dari Indonesia. Jadi kita memantau supaya tidak ada kejadian-kejadian yang tidak kita inginkan,” jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya