Hoaks di Medsos Bikin Perpecehan, Masyarakat Harus Jadi Netizen Cerdas

Webinar literasi digital dengan tema “Kebal Hoaks: Ayo Jadi Netizen Kritis!”
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Nasional – Bidang Komunikasi Publik Relawan TIK Provinsi Bali I Wayan Adi Karnawa menyampaikan, internet adalah sumber informasi yang cepat namun juga banyak efek samping yang dapat muncul dari konten tersebut.

Truk TNI Melintas di Jalur CFD Jakarta, Kapendam Jaya Minta Maaf

Hal tersebut diungkapkan dalam webinar literasi digital di wilayah Bali, Nusa Tenggara dan sekitarnya, yang dilaksanakan pada 5 Mei 2023 dengan tema “Kebal Hoaks: Ayo Jadi Netizen Kritis!”. 

"Banyak berita hoaks dan ujaran kebencian beredar di dunia maya yang berpotensi menimbulkan perpecahan. Tingkatkan pengetahuanmu untuk jadi netizen cerdas, validasi informasi sebelum disebarkan, bijak bersosial media jangan mudah percaya dengan semua yang didapat dari internet," ujarnya.

Heboh Netizen Bongkar Keburukan Muhammad Fardhana, Kiky Saputri Sampai Ikut Turun Tangan

Jawara Internet Sehat NTB Nurliya Ni’matul Rohmah menyampaikan, keamanan digital adalah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital berjalan dengan aman khususnya perlindungan data pribadi.

Tidak Dikasih Jalan, Sopir Bus di Medan Marah Ketika Lawan Arah

"Banyaknya tindakan scamming saat ini mengharuskan kita waspada dalam menggunakan internet dengan meningkatan skill/kecakapan digital kita," ucapnya.

Ia berpesan agar tidak gaptek, pelajari fitur-fitur yang ada di perangkat gawai tersebut. Menurutnya, semakin meningkat kecakapan digital, semakin tinggi pula perlindungan data digital. Untuk itu, ia meminta agar masyarakat agar mengganti password secara berkala, aktifkan 2F security, dan jangan mudah klik link yang mencurigakan. 

"Kita sendiri yang bertanggung jawab untuk melindungi identitas data pribadi, jangan sampai lengah," tambahnya.

Di kesempatan yang sama, Influencer Rivani Bistolen mengatakan, etika di sosial media sama dengan kehidupan dan interaksi di dunia nyata, yang disebut dengan NETIKA atau Network etika. Banyak efek negatif yang bisa terjadi akibat dampak dari internet antara lain bullying, ujaran kebencian, dan lainnya.

"Hal seperti ini yang harus dihindari dengan menerapkan netiket terutama dalam kaitannya dengan tindakan seksual di ruang digital. Etiket berinternet: kurang lebih sama dengan etika, namun etiket dipakai ketika sedang berinteraksi dengan orang lain di internet," katanya.

Dalam rangka meningkatkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat indonesia pada tahun 2024 menuju Indonesia #MakinCakapDigital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan kegiatan 

Webinar ini sebagai bentuk peran aktif Kominfo dalam membantu meningkatkan kemampuan kognitif masyarakat indonesia dalam menghentikan penyebaran hoaks termasuk meningkatkan kesadaran untuk memahami kapan dan bagaimana teknologi harus digunakan agar tetap efektif sehingga kehidupan sosial dan budaya masyarakat cenderung rukun dan kondusif.

Indeks Literasi digital masyarakat indonesia Sejak tahun 2021-2022, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah melakukan literasi digital kepada 20.141.097 orang. 

Di tahun 2023 juga menargetkan 5.500.000 orang mengikuti kegiatan literasi digital pada tahun 2022, hingga tercapai 50 juta orang yang mengikuti literasi di bidang digital pada tahun 2024.

Kegiatan webinar ini diawali dengan video sambutan Johnny G. Plate selaku Menteri Komunikasi dan Informatika dan sambutan Semuel A. Pangerapan selaku Dirjen Aptika Kominfo.

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital melalui kegiatan-kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat. 

Untuk mengikuti kegiatan yang ada, masyarakat dapat mengakses website literasidigital.id atau akun media sosial @literasidigitalkominfo (Instagram, Facebook & Youtube).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya