Ganjar Disematkan Gelar 'Warga Kehormatan Masyarakat Sunda', Ini Sebabnya

Ganjar Pranowo disematkan gelar 'Warga Kehormatan Masyarakat Sunda'
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Nasional – Warga Tanah Pasundan diwakili sejumlah inohong (sosok) Sunda, menyematkan gelar apresiasi 'Warga Kehormatan Masyarakat Sunda', kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. 

Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024

Gelar tersebut diberikan ke Ganjar, saat pria berambut putih itu menghadiri acara Silaturahmi Budaya Tokoh dan Inohong Sunda di Saung Angklung Udjo, Kecamatan Cibeunying, Kota Bandung, Jawa Barat.

Nuri Ispandji Firman, selaku perwakilan tokoh budaya Sunda menyematkan panggilan 'Akang' dan juga memberikan baju Pangsi Sunda berwarna hitam sebagai simbol kehormatan untuk Ganjar Pranowo.

Punya Banyak Proyek Properti di Bandung Raya, APLN Pede Kuasai Pasar Jawa Barat

Dia pun menyebutkan, alasan warga Tanah Pasundan memberikan gelar tersebut lantaran Ganjar dinilai sebagai sosok pemimpin yang sederhana, bersahaja dan dekat dengan rakyat.

Istri Wali Kota Bogor Ajak Masyarakat Dukung Produk Lokal

"Saya rasa darah yang mengalir di Pak Ganjar ini karena beliau ramah, beliau mencintai rakyatnya. Sehingga wajar kalau saya sebagai orang Sunda memberikan gelar warga kehormatan kepada beliau," ujar Kang Nuri di Saung Angklung Udjo, Minggu, 14 Mei 2023.

Adapun sebutan Akang Ganjar dinilai sebagai sebutan untuk tokoh yang lebih tua, lebih terhormat dan memiliki reputasi yang baik bagi masyarakat.

Menurut Nuri, Ganjar merupakan sosok pemimpin yang tidak hanya berhasil membangun daerahnya, tetapi juga diterima dengan baik oleh seluruh masyarakat yang didatanginya karena figur Ganjar yang sederhana dan memiliki cara berkomunikasi yang baik dengan seluruh kalangan.

Karena sifatnya itulah, sosok Ganjar disebut-sebut memiliki ciri-ciri ksatria bagi masyarakat bumi Tanah Pasundan.

"Kelihatan ya, sulit mencari sosok pemimpin yang ramah, mau menyapa rakyat, tidak ada sekat, kemudian ketika menerima kami pun enak diajak bicaranya, kemudian beliau mau menerima masukan-masukan itu yang luar biasa," kata Nuri.

"Sehingga kalau pemimpin yang sulit diajak bicara kan ya mau bagaimana kita memberikan aspirasi, buat bisa turun langsung ke desa dan bertemu rakyatnya, itulah tanda-tanda ksatria di Sunda," sambung Nuri.

Sementara itu, Ganjar menyebutkan lawatannya ke Tanah Sunda menyerap banyak pelajaran dan filosofi dari kebudayaan Sunda, khususnya angklung yang menjadi alat musik tradisional Sunda dan menjadi salah satu kebanggaan budaya bangsa Indonesia.

Pada kesempatan itu, Ganjar juga memainkan angklung dengan lagu Manuk Dadali dan Can't Help Falling in Love bersama ratusan seniman, tokoh budaya dan masyarakat yang hadir di Saung Angklung Udjo.

"Hari ini saya mendapatkan kuliah singkat tentang kesundaan, apa seninya, bagaimana budayanya, bagaimana filosofinya, bagaimana sejarahnya," ucap Ganjar.

Ganjar juga menyampaikan, nilai-nilai kebudayaan yang telah diwariskan dari para sesepuh dan leluhur harus dirawat, khususnya nilai kesenian dan kebudayaan yang ada.

Dengan begitu, kata Ganjar, rasa kebangsaan akan selalu tumbuh dan menjalar ke seluruh rakyat Indonesia tanpa ada tenggang rasa antar sesama anak bangsa.

"Saya semakin yakin bahwa keindonesiaan kita itu bisa kita rawat ketika kemudian pendekatan budaya mengutama. Kemudian kita bisa saling bertukar pikiran tanpa rasa marah, terus kita berbeda makin kaya dan saling menghormati," jelas Ganjar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya