Stafsus Menag Bicara Pentingnya Sikap Saling Menghargai Dalam Multikulturalisme

Staf Khusus Menteri Agama RI, M. Nuruzzaman
Sumber :
  • Dok. Istimewa

VIVA Nasional – Staf Khusus Menteri Agama (Menag) RI, M. Nuruzzaman mengatakan bahwa multikulturalisme merupakan bagian dari program prioritas Kementerian Agama (Kemenag) yakni moderasi beragama. Tujuannya tak lain agar kehidupan beragama di Indonesia menjadi berkualitas dan lebih baik.

Mengenal Tradisi Hantaran di Indonesia, Simbol Rasa Syukur dan Kasih Sayang

"Kami di Kementerian Agama juga punya program prioritas namanya moderasi beragama. Salah satu indikator moderasi beragama adalah menghargai budaya dan tradisi lokal," kata Nuruzzaman saat menghadiri Festival Multikulturalisme Kota Cirebon dan Doa Bersama Perdamaian, di IAIN Syekh Nurjati, Sabtu 3 Juni 2023.

multikulturasi.

Photo :
  • http://candycoffin.blogspot.com
Bertemu Majelis Masyayikh, Menag Bahas Rekognisi Santri dan Ma’had Aly

Ia menambahkan, moderasi beragama tidak dikhususkan untuk satu agama, melainkan untuk seluruh agama yang ada di Indonesia. "Kepentingannya agar kehidupan beragama di Indonesia bisa berkualitas dan lebih baik. Nah salah satunya ada multikulturalisme," sambungnya.

Nuruzzaman menilai multikulturalisme bukan melulu tentang menampilkan seni budaya saja. Lebih dari itu multikulturalisme menurutnya harus menjadi ruang untuk memberikan penghargaan terhadap tradisi dan budaya lokal.

4 Kebiasaan Unik Suku Dayak, Dari Telingaan Aruu hingga Panggil Arwah Leluhur

"Yang paling penting sesungguhnya adalah menghargai perbedaan yang dimiliki oleh kita masing-masing. Dan perbedaan diantara kita ini, kita mau bekerja sama dalam perbedaan," jelasnya. 

Kaitannya dengan hal itu, Nuruzzaman menyebut Menteri Agama, Yaqut Qolil Qoumas disebut memiliki komitmen serius dalam menjaga dan menghargai perbedaan.

"Dan insyaallah Kementerian Agama, Gus Menteri mempunyai komitmen terhadap menjaga perbedaan. Karena Menteri Agama selalu menyampaikan tidak ada Indonesia kalau tidak ada orang Kristen, tidak ada Indonesia kalau tidak ada orang katolik, tidak ada indonesia kalau tidak ada orang Islam, Hindu, Budha, Konghucu, tidak ada indonesia kalau tidak ada Batak, Sunda, Jawa, Banjar, Papua. Indonesia itu lahir dari perbedaan. Dan Indonesia itu indah karena perbedaan," tandasnya.

Gedung Kemenag RI, MH Thamrin

Photo :
  • vivanews/Andry

Sebagai informasi, pada kesempatan tersebut juga dilakukan Deklarasi Perdamaian Multikulturalisme Kota Cirebon yang ditandatangai oleh Staff Khusus Menteri Agama, Wali Kota Cirebon, Kapolres Cirebon Kota, Dandim Cirebon Kota, Kepala Kantor Kemenag Kota Cirebon, Tokoh Agama Islam, Tokoh Agama Kristen, Tokoh Agama Katolik, Tokoh Agama Buddha, Tokoh Agama Hindu, dan IAIN Cirebon.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya