Fredy Pratama Gembong Narkoba Paling Dicari Diduga Lakukan Operasi Plastik

Dirtipnarkoba Bareskrim Polri, Brigjen Pol Mukti Juharsa saat konferensi pers.
Sumber :
  • Viva.co.id/ Yeni Lestari

JakartaFredy Pratama, otak peredaran narkoba yang beroperasi di Indonesia, Thailand, dan Malaysia, masih menjadi buronan Bareskrim Polri. Dalam menghindari kejaran aparat, Fredy sampai mengubah wajahnya. 

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

"Ya ada kemungkinan dia mengubah wajah muka ya. Ya mau operasi plastik kita gak tahu, dia mengubah identitas diri," ujar Dirtipid Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Pol Mukti Juharsa saat dijumpai usai konferensi pers di Lapangan Bhayangkara, Jaksel, Selasa, 12 September 2023.

Mukti memastikan bahwa Fredy adalah orang Indonesia, dan berasal dari Kalimantan Selatan.

Produksi Tembakau Sintetis, Remaja di Tangerang Ditangkap Polisi

Ilustrasi: Tersangka tindak kejahatan ditampilkan saat gelar perkara kasus kejahatan ibu kota di Polda Metro Jaya.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Zabur Karuru

"Indonesia (keluarganya), kan semua asetnya di Kalsel, Jawa Timur, di Jogjakarta, di Kalteng, semua kita sita semua. Di Kalsel semua habis (aset) dan Bali," lanjutnya.

Pengakuan Mengejutkan Pelaku Tega Cekoki Narkoba Remaja Jaksel Hingga Tewas

Sampai saat ini Fredy masih berstatus DPO sejak 2014, namun polisi menjamin telah berhasil mendeteksinya, bahkan telah membredeli seluruh jaringan miliknya.

Mukti mengungkapkan telah menangkap pasukannya yang menjaga wilayah penyebaran sabu dan ekstasi di barat dan timur. Selain itu, pemalsu identitas, penampung keuangan, dan pengendali keuangan juga ikut diringkus.

Polisi tangkap kaki tangan bos narkoba Ferdy Pratama.

Photo :
  • Foe Peace Simbolon/VIVA.

"Jadi lengkap ini, tinggal tangkap dedengkotnya aja, Freddy Pratama," ucapnya.

Sebagai informasi, dalam pengejaran Fredy, polisi menamainya operasi 'Escobar'. Polisi juga menyita puluhan ton sabu dan aset Fredy senilai puluhan triliun.

"Yang bersangkutan ini mengendalikan peredaran narkoba di Indonesia dari Thailand, dan daerah operasinya termasuk di Indonesia dan daerah Malaysia Timur," terangnya.

Barang bukti yang disita berasal dari sindikat Fredy maupun jaringan yang terafiliasi dengannya.

"Dari tahun 2020-2023 ada 408 laporan polisi dan total barbuk yang disita sebanyak 10,2 ton sabu, dan terafiliasi dengan kelompok Fredy Pratama ini," jelas Wahyu. 

"Barbuk narkoba dan aset TPPU nilainya cukup fantastis yaitu sekitar 10,5 T selama 2020-2023." 

Para tersangka dijerat Pasal 114 ayat (2) jo Pasal 132 ayat (2) subsidair Pasal 112 ayat (2) jo Pasal 132 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Mereka juga terancam hukuman mati atau seumur hidup dengan pidana denda maksimal 10 miliar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya