Kasus Santri Meninggal, Begini Penjelasan Pondok Pesantrean Raudhatul Mujawwidin Tebo

Konferensi pers pihak Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin di Tebo, Jambi
Sumber :
  • VIVA/Syarifuddin Nasution (Jambi)

Jambi – Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin di Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Jambi mengungkapkan sikap terkait kasus meninggalnya salah satu santri bernama Airul Harahap (13 tahun). Pihak Ponpes menginginkan hasil autopsi santri tersebut dari Polres Tebo terbuka ke publik. Pihak ponpes siap terbuka dan menghormati proses hukum yang sedang berjalan.

Lonjakan Kasus DBD di Lampung, 1.779 Kasus Terungkap dengan 10 Korban Meninggal

Kuasa Hukum ponpes Raudhatul Mujawwidin, Chris January dalam konferensi pers di Jambi menuturkan, ia mewakili pihak ponpes Raudhatul Mujawwidin menyampaikan duka yang mendalam atas gugurnya salah satu santri.

"Secara umum kami menghormati proses hukum yang tengah berjalan. Kami siap terbuka dan berkomitmen siap menerima apapun hasilnya," ujarnya, Minggu, 17 Desember 2023.

Penyair Joko Pinurbo Meninggal Dunia

Chris menjelaskan kronologi kejadian satu minggu sebelum peristiwa maut tersebut terjadi. Ia mengatakan, ini merupakan hasil dari tim pencari fakta internal yang dibentuk oleh pihak ponpes.

"Korban (sebelumnya) dalam kondisi sehat dan mengikuti kegiatan di pesantren seperti biasa," jelasnya.

Polisi Periksa 13 Saksi Kasus Tewasnya Anggota Polresta Manado di Mampang Jakarta Selatan

Proses pembongkaran makam Airul, santri Ponpes Raudhatul Mujawwidin Tebo

Photo :
  • VIVA | Tarmizi (tvOne)

Ia menyebutkan dalam rentang waktu satu minggu tersebut, pihak ponpes atau wali kamar tidak menerima laporan keluhan dari korban.

"Dalam fakta di hari kejadian, Selasa, 14 November 2023 yang terekam di CCTV lorong pesantren, korban terlihat pada pukul 17.41 WIB terlihat berjalan sembari membawa kain naik ke menuju lantai atas (lokasi kejadian)," tuturnya. 

Chris berujar, dalam rentang waktu pukul 17.41 - 17.55 WIB atau 14 menit setelah korban terlihat naik ke lantai tiga dalam kondisi sehat hingga kemudian korban digotong temannya menuju klinik Rimbo Medika, sebelum akhirnya korban dinyatakan meninggal dunia oleh pihak klinik Rimbo Medika pada pukul 18.30 WIB disertai surat kematian.

"Dua hari sebelum kejadian pihak ponpes memang sengaja memasang CCTV di beberapa lokasi guna memantau pergerakan santri, namun untuk di TKP lantai Tiga (bagian atas bangunan) memang tidak ada cctv dan terpantau oleh CCTV yang ada dan pergerakan AH terakhir hanya terpantau saat berada di lorong saat menaiki tangga saja," tutur Chris.

Ia menjelaskan, pihak ponpes sendiri tidak mengetahui pasti penyebab meninggalnya korban saat di lokasi namun hanya saja saat ini pihak ponpes masih berpegang pada hasil visum yang dikeluarkan oleh tim medis klinik Rimbo Medika.

"Pihak Medis Klinik Rimbo Medika yang menyatakan bahwa korban meninggal dunia disebabkan tersengat aliran listrik," terangnya.

Pihak Ponpes juga mengaku jika di lantai atas tersebut terdapat kabel lampu sorot yang kerap dimainkan oleh para santri dan meskipun infonya hasil otopsi dari rumah sakit sudah keluar, namun pihak Pesantren belum menerima hasilnya secara utuh.

"Pesantren belum menerima hasil Penjelasan hasil otopsi tersebut, Jadi Pesantren tetap berpatokan pada hasil yang dikeluarkan oleh klinik," katanya.

Sebelumnnya, Selasa 14 November 2023 sekira pukul 17.30 WIB, korban ditemukan meninggal dunia di lantai tiga atau rooftop asrama An-Nawawi Ponpes Raudhatul Mujawwidin Rimbo Bujang.

Berdasarkan surat keterangan kematian dari klinik Rimbo Medical Centre disebut akibat tersengat listrik, sementara itu dari hasil otopsi rumah sakit bahwa Airul Harahap (13 tahun) santri di Tebo Jambi itu diduga meninggal dunia akibat benda tumpul bukan karena sengatan listrik.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya