BMKG Minta Masyarakat Waspada Cuaca Ekstrem hingga Sepekan ke Depan

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

Jakarta - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebutkan, cuaca ekstrem di Indonesia berpotensi bisa berlangsung hingga pekan depan. 

KCIC Minta Maaf Kecepatan Whoosh Dikurangi karena Hujan Deras

Menurut Dwikora, hal itu adalah dampak dari 3 bibit siklon tropis yang posisinya berada di Samudera Hindia.

"Masih, pada saat ini dari pantauan kami ada bibit siklon itu di Samudra Hindia ya. Ada 3 bibit siklon yang berpotensi menimbulkan gelombang tinggi secara langsung gelombang tinggi, secara tidak langsung pembentukan awan ini turun hujan atau cuaca ekstrim," kata Dwikorita di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 14 Maret 2023. 

Bangunan Sekolah di Kolaka Roboh Ditimpa Tanah Longsor, 2 Ruang Kelas Porak-Poranda

Dwikorita menerangkan, cuaca ekstrem ini hampir merata di seluruh Indonesia. Karena itu, dia meminta masyarakat tetap waspada serta selalu memperhatikan pemberitahuan atau informasi dari BMKG soal cuaca. 

Ilustrasi cuaca ekstrem.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Hujan Sedang hingga Lebat Diperkirakan Guyur Sejumlah Daerah pada Hari Ini

"Pulau Jawa ya hampir semua kan, di Indonesia hampir semua itu, karena memang meskipun kita menjelang masuk kemarau ya, tapi justru di pancaroba ini juga itu tadi terjadi peningkatan curah hujan tapi biasanya setelah siang ya, sore gitu, biasanya setelah sore itu baru terjadi," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan, meskipun potensi cuaca ekstrem terjadi di seluruh wilayah Indonesia, namun cuaca ekstrem yang berada dalam posisi siaga atau parah dalam sepekan ke depan adalah daerah NTT, NTB, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat. Karena itu, masyarakat di daerah itu perlu meningkatkan kewaspadaan terkait cuaca ekstrem.

"Untuk sepekan ke depan yang kita perkiraan siaga itu di Nusa Tenggara Barat, dan kemudian kita lihat di Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, termasuk NTT karena akibat 3 siklon tropis, 91S, 93P, dan 94S yang saat ini berada di Samudra Hindia Selatan sampai di Arafuru," kata Guswanto.

Jika merujuk penjelasan BMKG di media sosial Instagram BMKG (@infobmkg), bibit siklon tropis 91S terpantau di Samudra Hindia bagian Tenggara, selatan Jawa. Kecepatan angin maksimum 25-35 knots dan tekanan udara minimum 997 hPa bergerak ke arah tenggara menjauhi wilayah Indonesia. Potensi Bibit Siklon 91S untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan pada kategori Sedang-Tinggi.

Sementara bibit siklon tropis 94S terpantau muncul di Laut Timor bagian selatan, tenggara Nusa Tenggara Timur (NTT). Kecepatan angin maksimum 15-20 knots dan tekanan udara minimum 1.000 hPa bergerak ke arah timur. Potensi Bibit Siklon 94S untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan pada kategori rendah.

Kemudian, bibit siklon tropis 93P masih terpantau di Teluk Carpentaria, bagian timur laut Australia Utara, tenggara Papua. Kecepatan angin maksimum 15-20 knots dan tekanan udara minimum 1.004 hPa bergerak ke arah timur hingga tenggara. Potensi Bibit Siklon 93P untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan pada kategori rendah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya