Ini Kekurangan Red Notice Neneng dari KPK

Paspor istri politisi Demokrat M Nazaruddin, Neneng Sri Wahyuni
Sumber :
  • VIVAnews/Aries Setiawan

VIVAnews - Komisi Pemberantasan KorupsiĀ  telah mengirimkan surat permohonan red notice kepada Kepolisian RI untuk menangkap istri Muhammad Nazaruddin, Neneng Sri Wahyuni pada Selasa 16 Agustus 2011 lalu.

Namun, menurut Juru Bicara Polri, Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam surat permintaan dari KPK itu tak didukung dengan dokumen yang lengkap. Sehingga polisi meminta KPK untuk melengkapinya terlebih dahulu sebelum dikirim ke International Police di Lyon, Prancis. Apa saja kekurangannya?

"Pertama, dilengkapi sidik jari, sedang disiapkan. Yang kedua untuk membuat DPO (Daftar Pencarian Orang) harus digelar (perkara) dulu nanti kelengkapan administrasi dari Hubungan Internasional," kata Anton di Markas Besar Kepolisian RI, Jalan Trunojoyo, Kamis 18 Agustus 2011.

Sebelumnya, sempat beredar kabar bahwa surat permintaan red notice Neneng yang diajukan KPK ditolak oleh Polri. "Tidak dikembalikan, namun kita minta tambahan sidik jarinya dan digelar perkaranya," kata dia.

Sementara itu, Anton mengatakan Polri akan segera membentuk tim untuk memburu istri Nazaruddin.

Neneng tercatat sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan dan supervisi Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Kementerian Tenaga Kerja. Korupsi ini terjadi pada Tahun anggaran 2008 di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Keberadaan Neneng hingga saat ini masih misterius. Ibu dua anak itu terlacak bersama suaminya di Kolombia, namun meninggalkan negeri tersebut beberapa hari setelah penangkapan Nazaruddin. Neneng dikabarkan terbang ke Malaysia.

Sementara, pengacara Nazaruddin, OC Kaligis mengklaim mengetahui keberadaan Neneng. Ia juga mengaku siap membawa pulang Neneng dan membawanya ke KPK. (umi)

Evaluasi Mudik 2024, Muhadjir Ungkap Sejumlah Catatan dari Jokowi
Tentara Israel saat melakukan operasi militer di Gaza, Palestina

Militer Israel Bersiap Gempur Rafah, Minta Warga Palestina Segera Mengungsi

Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant mengatakan pada Minggu, 5 Mei 2024, bahwa rencana serangan darat di Rafah, Jalur Gaza selatan akan segera terjadi.

img_title
VIVA.co.id
6 Mei 2024