- Antara/ Prasetyo Utomo
VIVAnews – Ikon Provinsi Sulawesi Utara, Taman Laut Bunaken, terancam rusak gara-gara pembuangan sampah yang asal-asalan. Seorang pakar biodiversitas menengarai sampah telah merusak terumbu karang dengan teramat parah.
Peneliti biodiversitas ikan di perairan Sulawesi Utara, Dr. Teguh Peristiwady, kepada VIVAnews mengatakan ada sekitar 70 persen kekayaan terumbu karang dunia ada di kawasan ini. Begitupula dengan komunitas ikan yang merupakan sumberdaya utama di terumbu karang dan yang memegang peranan penting dalam ekosistem terumbu karang.
“Karang itu adalah hewan, ketika ada sampah jenis plastik menutupinya, otomatis tidak ada kontak langsung dengan matahari, dan karang itu bisa mati. Saat kami ingin meneliti ikan, terlihat sudah banyak karang yang mati,” ujarnya.
Soal jumlah karang yang rusak, Teguh enggan mempublikasikan. “Intinya kita harus memperhatikan ekosistem di sana. Pokoknya, karang di sana sudah parah,” katanya.
Teguh menyatakan Indonesia memiliki luas total terumbu karang sekitar 51 ribu kilometer persegi yang menyumbang 65 persen luas total di coral triangle dan 18 persen luas total terumbu karang dunia. Secara geografis, Indonesia terletak di antara benua Asia dan Australia serta di antara dua lautan yang luas, Lautan Pasifik dan Lautan Hindia. Pusat keanekaragaman hayati laut dunia (center of marine biodiversiy) terletak di kawasan yang meliputi Indonesia, Filipina, Malaysia, Timor Leste, Papua Nugini, dan Kepulauan Salomon.
Jika ditarik garis batas yang melingkupi wilayah terumbu karang di keenam negara tersebut maka akan menyerupai segitiga. Itu sebabnya wilayah tersebut disebut sebagai segitiga karang dunia (coral triangle). Total luas terumbu karang di coral triangle sekitar 75 ribu kilometer persegi.
Teguh mengharapkan agar pemerintah segera mengambil tindakan terhadap kotoran plastik yang hanyut di wilayah terumbu karang itu. “Juga, masyarakat harus sadar untuk membuang sampah pada tempatnya.” (Laporan: Roger Wenas, Sulawesi Utara | kd)