- topik pagi-antv
VIVAnews - Sempat tertunda akibat bentrok antardua kubu calon bupati, beberapa hari sebelum pencoblosan, yang menewaskan 11 warga dan melukai ratusan lainnya, situasi Tolikara mulai kondusif, aktivitas warga sudah kembali berjalan normal. Bahkan pemungutan suara Pemilukada siap digelar dalam waktu dekat.
"Untuk saat ini situasi Tolikara sudah sangat kondusif, pasca bentrok 14 hingga 18 Februari lalu, masyarakat yang sempat mengungsi baik keluar Tolikara maupun di Markas Koramil dan Markas Polres sudah kembali dan beraktivitas sebagaiamana hari-hari sebelumnya," ujar Kepala Kepolisian Resor Tolikara Ajun Komisaris Besar Rahmat M Siregar saat ditemui di Jayapura, Rabu 29 Februari.
Lanjutnya, kedua kubu kandidat calon bupati juga sudah mengadakan pertemuan yang dimediasi Polda Papua. “Hari ini kedua calon bupati sudah bertemu di Polda Papua, yang dimediasi Pemerintah Provinsi Papua, DPRD dan Polda. Mereka sudah sepakat berdamai dan akan dilangsungkan 5 Maret mendatang di Karubaga ibukota Tolikara," kata Kapolres.
Dalam perdamaian secara adat yang digelar 5 Maret mendatang, sambung Kapolres, juga untuk mencari kesepakatan waktu yang tepat untuk pelaksanaan pencoblosan. "Mudah-mudahan semua berjalan lancar serta kondusif setelah kedua kubu menggelar perdamaian 5 Maret mendatang dan pemungutan suara bisa digelar akhir bulan Maret," ucapnya.
Menurut Kapolres, saat ini pihaknya sudah memeriksa 6 orang dalam kasus kerusuhan Tolikara, namun status mereka masih sebagai saksi. "Belum ada yang kami tetapkan tersangka karena penyidik masih melakukan pendalaman."
Mengenai apakah masih ada konsentrasi massa, Kapolres mengakuinya masih ada, namun bukan di Karubaga ibukota Tolikara, tapi di distrik lain. ‘’Di distrik Inage dan Ikwane konsentrasi massa masih ada, tapi mereka sudah sepakat tidak akan berperang lagi,’’ujarnya.
Penjabat Bupati Tolikara Alfon Sesa juga mengakui bahwa aktivitas warga sudah kembali berjalan lancar. “Memang saat kerusuhan terjadi aktivitas sempat lumpuh, semua ketakutan dan mengungsi baik itu pegawai, mantra, dokter dan guru, tapi sekarang mereka sudah kembali dan beraktivitas seperti semula," kata Bupati.
Bupati mengharapkan situasi kondusif akan terus berlangsung hingga pemungutan suara digelar. "Dengan adanya kesepakatan kedua kubu, untuk berdamai 5 Maret mendatang di Tolikara, diharapkan kondisi kondusif saat ini akan terus berlangsung."
Mengenai warga yang sempat mengungsi, bupati mengatakan, saat ini sebagai besar sudah kembali ke rumahnya masing-masing. "Warga terutama pendatang yang tadinya mengungsi, sekarang sudah kembali ke tempat tinggalnya dan beraktivitas lagi," katanya.
Bupati menambahkan, akibat penundaan pemungutan suara, kemungkinan dana Pemilukada Tolikara juga akan membengkak. “Untuk Pemilukada kami alokasikan Rp25 miliar tapi ini kemungkinan akan bertambah, akibat adanya penundaan serta biaya pengamanan,’’ katanya.
Ketua DPRD Tolikara Nikodemus Kogoya juga menyatakan kondisi Tolikara saat ini sudah kondusif. "Saat ini warga sudah kembali melakukan aktivitasnya, baik itu petani, pegawai, guru maupun para medis," ucapnya.
Memang, kata dia, Tolikara tetap masih sangat rawan terjadi kerusuhan serupa, namun dengan adanya kesepakatan kedua kubu untuk berdamai, harapan situasi kondusif akan terus berlangsung bisa diwujudkan. "Mudah-mudahan perdamaian 5 Maret mendatang bisa terwujud, agar tidak ada lagi kekuatiran warga."
Dengan adanya kesepakatan damai, diharapkan juga bisa langsung ditentukan jadwal pencoblosan. "Mudah-mudahan dua minggu setelah kesepakatan damai tanggal 5 Maret, pencoblosan bisa digelar," katanya. (umi)
Inovasi Teknologi Bridgestone Tidak Sebatas Ban Kendaraan
Bridgestone sebagai salah satu produsen ban yang sudah lama berkiprah di Indonesia, terus mengukir inovasi melalui teknologi ban ramah lingkungan untuk beragam kendaraan.
