Pelajar Tewas Saat Ikuti Orientasi Siswa

Siswa tewas ikuti masa orientasi siswa di Bantul
Sumber :
  • VIVAnews/ Daru Waskita
VIVAnews
- Seorang siswi pelajar SMK 1 Pandak Kabupaten Bantul, DIY, yang mengikuti masa orientasi siswa (MOS) harus kehilangan nyawanya setelah dihukum squat jump oleh panitia MOS sekolah yang bersangkutan.


Korban yang bernama Aninda Puspita (16), warga Dusun Daleman RT 02 Desa Gadingharjo, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, DIY, ini sempat mendapatkan pertolongan oleh temannya dengan melarikan ke unit kesehatan sekolah setempat dan lalu membawanya ke RS PKU Muhammadiyah Bantul. Namun nyawa korban tak dapat diselamatkan.


Risky Sandi, salah satu panitia MOS SMK 1 Pandak sekaligus anggota OSIS SMK 1 Pandak, mengatakan kejadian itu berawal sekitar pukul 15.00 WIB seluruh siswa baru yang mengikuti MOS hari ke-5 dikumpulkan untuk latihan baris-berbaris. Setelah semua siswa baru masuk dalam barisan maka dilakukan pemeriksaan kelengkapan untuk latihan baris-berbaris. Namun ditemukan ada sekitar 20 siswa yang tidak mematuhi aturan yang ditertibkan yaitu menggunakan baju yang seharusnya menggunakan T-Shirt.


“Kedua puluh siswa termasuk korban dihukum squat jump sebanyak 10 kali. Namun sebelum sampai 10 kali, disuruh kembali ke barisan. Saat masuk ke barisan, tiba-tiba korban terjatuh dan pingsan,” katanya di RS PKU Muhammadiyah Kabupaten Bantul, DIY, Jumat 19 Juli 2013.


“Saya sendiri yang menghukum korban dan belasan temannya untuk squat jump,” kata Risky.


“Habis dibawa ke RS PKU Muhammdiyah saya tidak tahu apa yang terjadi. Namun beberapa saat ada kabar bahwa korban meninggal dunia,” katanya.


Edi Sutoro Guru Olah Raga SMK 1 Pandak mengatakan melihat saat korban pingsan dan dikerumuni temannya untuk ditolong. Namun demikian Edi belum mengetahui penyebab pasti pingsannya korban. “Saya hanya lihat dari kejahuan saja ketika korban terjatuh dan langsung ditolong oleh beberapa temannya,” katanya.


Tewas Sebelum Tiba di RS


Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Bantul, Ajun Komisaris Alaal Prasetyo, mengatakan mengatakan berdasarkan keterangan dokter yang menangani pertama kali korban datang di PKU Muhammadiyah Bantul korban tiba di rumah sakit dalam kondisi sudah meninggal dunia. “Korban tiba di rumah sakit sekitar pukul 16.15 WIB namun sudah dalam kondisi meninggal dunia,” katanya.


Alaal juga mengatakan pihak dokter juga belum bisa memastikan penyebab kematian korban karena saat tiba sudah dalam kondisi meninggal dunia. “Sebenarnya dokter sudah mencari bagian vital korban yang ada tanda-tanda kebidupan untuk dipacu agar dapat tertolong namun sama sekali tidak ditemukan,” katanya.
Oxford United Pastikan Tiket ke Partai Playoff Menuju Divisi Championship


Timnas Indonesia 'Gendong' Asia Tenggara di Semifinal Piala Asia U-23
Pihaknya kata Alaal juga belum mendapatkan informasi secara detail riwayat kesehatan korban karena dari pihak orangtua korban masih dalam kondisi syok. “Namun jika melakukan kegiatan MOS apalagi latihan PBB seharusnya panitia atau pihak sekolah memastikan kondisi kesehatan perserta. Apakah ini kelalaian sekolah atai bukan akan kami dalami,” katanya.

Festival Semarapura Kembali Digelar, Pemkab Klungkung Siapkan Ribuan Seniman dan Booth UMKM

Sementara itu orangtua korban Bambang dan Harni yang berada di rumah sakit PKU Muhammadiyah Bantul menunggu anak keduanya sudah dalam kondisi terbujur kaku tampak tak kuasa untuk menahan tangis. Bahkan ibu korban sempat lemas-lemas sehingga beberapa tetanggap korban yang ikut di RS PKU Muhammadiyah Bantul langsung memberikan pertolongan dan menguatkan hati kedua orangtua korban. (adi)
Anggota KPU RI Mochammad Afifuddin

KPU Siapkan 8 Tim Kuasa Hukum Hadapi Sengketa Pileg 2024 di MK

Komisi Pemilihan Umum atau KPU sudah menyiapkan delapan tim kuasa hukum untuk menangani sidang perselisihan hasil pemilihah umum (PHPU) Pileg 2024 di Mahkamah Konstitusi.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024