Benhan: Vonis Saya Ancaman Demokrasi Indonesia

Berkicau di Twitter, Benhan Divonis 6 Bulan penjara
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews
- Benny Handoko, pemilik akun Twitter
@benhan
yang menjadi terdakwa pencemaran nama baik politikus Misbakhun di media sosial, kecewa terhadap vonis yang dijatuhkan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu 5 Februari 2014.


Benhan diputus bersalah membuat pernyataan dalam bentuk elektronik yang memuat penghinaan dengan pidana penjara selama 6 bulan percobaan 1 tahun.


DPR Minta Pemerintah Sikapi Usulan Ombudsman soal Penundaan Seleksi CASN
Benhan menyatakan, vonis hakim dalam kasus ini merupakan satu contoh bahwa demokrasi Indonesia saat ini sedang terancam.

Feby Longgo, Ketua Kelompok Mekaar Merasa Beruntung Usaha Semakin Maju dan Bisa Membantu Sesama

"Saya hanyalah orang biasa, saya bingung mau cari dimana keadilan di negeri ini. Kini orang bisa dipenjara karena
Ada Motor Honda Beat Listrik yang Bisa Dicoba di PEVS 2024, Ini Caranya
Tweet . Padahal ini negara demokrasi," kata Benhan.

"Ini ancaman bagi demokrasi kita. Mungkin hari ini saya yang kena. Bisa saja besok saudara, teman atau saudara saudara," lanjutnya.


Benhan mengaku bukan hanya heran, namun juga tidak mengerti kenapa dia bisa diseret Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) karena menyinggung perasaan pribadi seorang politikus. Menurutnya, hukum di negara Indonesia saat ini lebih represif dari zaman orde baru.


"Apalah arti
follower
saya yang 46 ribu. Tapi karena ini menyinggung perasaan pribadi seorang politikus kita lalu dipenjara. Ini lebih gila dari zaman orba," ujar dia.


Putusan majelis hakim diartikan Benhan bahwa masyarakat sudah tidak bebas dan tidak boleh mengkritik pejabat publik.


"Pengadilan di negeri ini menjembatani ketersinggungan dia (Misbakhun) dengan memenjarakan kita. Kalau tidak ada perhatian media atas kasus ini, saya yakin saya akan lebih lama dipenjara atas kasus ini. Penangguhan saya juga tidak akan dikabulkan," kata dia.


Pilih Melawan

Benhan tidak terima begitu saja dengan perlakuan hukum yang diterimanya. Menurutnya, jika tidak ada perlawanan yang dilakukan, maka akan berdampak pada masa depan bangsa Indonesia.


"Kalau perjuangan ini tidak kita teruskan bangsa Indonesia ini akan menjadi bangsa yang kecil, gampang marah, sumbu pendek dan gampang reaktif," ujarnya.


Seharusnya, kata Benhan, pemimpin-pemimpin bangsa dapat menjadi contoh bagi masyarakatnya.


"Ditunjukkan oleh pemimpin-pemimpin kita yang lebay, yang alay, yang emosional menghadapi kritik dari orang biasa. Itu lucu seperti David lawan Goliath," kata dia.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya