Sumber :
- atbc2010.org
VIVAnews -
Deputi Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Aswatini Raharto, mengatakan bahwa saat ini dana penelitian masih sangat minim. Oleh karena itu, peneliti sulit untuk mengembangkan penelitiannya.
"Angaran penelitian hanya kurang dari 1 persen dari APBD," kata Aswatini dalam seminar LIPI dan Kuliah Umum bersama Presiden terpilih, Joko Widodo, di Gedung LIPI, Jakarta, Selasa 16 September 2014.
Baca Juga :
Vivo Y28, HP yang Bisa Kedip-kedip
"Angaran penelitian hanya kurang dari 1 persen dari APBD," kata Aswatini dalam seminar LIPI dan Kuliah Umum bersama Presiden terpilih, Joko Widodo, di Gedung LIPI, Jakarta, Selasa 16 September 2014.
Baca Juga :
Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas Agar Terhindar Denda, Simak Aturannya
Namun, kata Aswantini, untuk meminta anggaran lebih, lembaga penelitian juga harus memiliki hasil penelitian yang bisa langsung diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat.
"Kita harus bisa menunjukkan bukti-bukti nyata agar apat menjadi dasar untuk meningkatkan anggaran penelitian," ujarnya.
Selain itu, peneliti juga harus memiliki kemahiran dalam menemukan permasalahan dan penemuan dalam bentuk yang bisa langsung diaplikasikan di tengah masyarakat. Terutama, penelitian di bidang ilmu sosial.
"Ada konflik yang timbul karena kurangnya peran ilmu sosial," tuturnya.
Halaman Selanjutnya
Namun, kata Aswantini, untuk meminta anggaran lebih, lembaga penelitian juga harus memiliki hasil penelitian yang bisa langsung diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat.