VIVAnews - Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Bantul mulai melakukan penarikan buku, yang sebagian muatannya dinilai mendiskreditkan kaum Nahdliyin.
Penarikan buku panduan guru untuk Madrasah Tsanawiyah (MTs) kelas VII, mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), sesuai dengan Intruksi Menteri Agama, Lukman Hakim Syaifuddin.
"Dengan dikoordinir oleh ketua K3M (kelompok kerja kepala madrasah),” kata Kepala Bidang Madrasah Kantor Kemenag Bantul Jauzan Sanusi, Sabtu 20 September 2014.
Penarikan buku yang diterbitkan Direktorat Jenderal (Ditjen) Madrasah Kemenag tersebut, kata Jauzan, melalui kepala MTs masing-masing.
"Di Bantul ada 22 MTs. Buku-buku tersebut dikumpulkan di kantor wilayah (Kanwil) Kemenag DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta). Namun demikian, saya tidak mengetahui persis apakah penarikan buku di seluruh MTs yang tersebar di Bantul sudah selesai semua," ujarnya.
Setelah terkumpul semua, Kanwil Kemenag akan menunggu intruksi dari Kemenag pusat. Keputusan untuk mengganti buku, atau meralat muatan yang dipersoalkan tersebut merupakan otoritas Kemenag pusat.
“Termasuk, buku-bukunya nanti mau diambil sendiri oleh pusat, atau seperti apa masih menunggu intruksi,” ungkapnya.
Ketua Tanfidliyyah PCNU Bantul Yasmuri menyambut baik penarikan buku panduan guru mata pelajaran SKI dari peredaran. Namun demikian, PCNU tetap akan memantau proses penarikan seluruh buku tersebut.
“Kami sangat berterima kasih, karena Kemenag sudah menindaklanjutinya dengan penarikan,” tegasnya. (asp)
Timnas Indonesia U-23 Kalah, Jerome Polin Jadi Sasaran Netizen
Kegagalan Timnas Indonesia U-23 melaju ke final Piala Asia U-23 diduga karena terkena 'kutukan' Jerome Polin. Dia pun menjadi sasaran netizen di media sosial.
