Sumber :
- Antara/ Eric Ireng
VIVAnews
- Warga di pulau Sebatik, Kalimantan Utara, lebih suka menggunakan bahan bakar minyak (BBM) premium dari Malaysia ketimbang bensin Indonesia. Soalnya harga bensin asal negeri Jiran lebih murah dan mudah didapat daripada bensin Indonesia.
Mereka menggunakan bensin premium dari Malaysia seharga 2 ringgit 30 sen atau sekitar Rp8.500. Bensin premium Indonesia memang baru dinaikkan sehingga kini harganya setara dengan bensin Malaysia. Tapi stok bensin Indonesia sering langka sehingga harga di tingkat pengecer lebih mahal.
Begitu juga dengan elpiji ukuran 3 kilogram. Warga di pulau perbatasan itu telah bertahun-tahun menggunakan elpiji dari Malaysia karena elpiji dari Pertamina sangat langka. Harganya pun dua kali lipat lebih mahal dibanding elpiji dari Malaysia. Bahkan harga tabung gas elpiji ukuran 3 kilogram milik pertamina di sekitar perbatasan Indonesia-Malaysia melambung hingga Rp28 ribu per tabung.
Tabung elpji berwarna kuning dari Malaysia banyak menghiasi berbagai warung atau toko di hampir seluruh wilayah di pulau Sebatik. Tabung kuning itu dapat dengan mudah dijumpai di pulau terluar Indonesia.
Pertamina berencana menanggung ongkos kirim serta menambah kuota tabung gas elpiji ukuran 3 kilogram untuk masyarakat di perbatasan.
Pulau itu adalah salah satu pulau terluar yang menjadi prioritas utama pembangunan karena perbatasan langsung dengan negara tetangga. Program utama yang perlu dilakukan di Pulau Sebatik, antara lain, pembangunan sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan pariwisata serta peningkatan hukum dan pengawasan keamanan.
Iqbal Abdullah/Pulau Sebatik
Baca berita lain:
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Pulau itu adalah salah satu pulau terluar yang menjadi prioritas utama pembangunan karena perbatasan langsung dengan negara tetangga. Program utama yang perlu dilakukan di Pulau Sebatik, antara lain, pembangunan sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan pariwisata serta peningkatan hukum dan pengawasan keamanan.