Sumber :
- ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
VIVA.co.id
- Pengamat sekaligus praktisi energi, Gusti Suwarnaya, memuji visi Presiden Joko Widodo yang ingin menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia sebagai ide yang baik. Tetapi, visi itu bakal sia-sia kalau pemerintah tak memperkuat kebijakan energi.
Menurut Gusti, program kemaritiman berkaitan erat dengan energi. Aktivitas di sektor kelautan bergantung pula pada pasokan bahan bakar minyak (BBM). Kalau pasokan BBM terbatas, yang secara otomatis menaikkan harga, nelayan sulit melaut.
Baca Juga :
BPPT Kini Fokus Pada Industri Perkapalan
Dia menjelaskan bahwa kebutuhan energi Indonesia tiap tahun akan terus bertambah. Perlu pertimbangan khusus, karena Indonesia masih menjadi pengimpor aktif BBM. Menurut catatannya, Indonesia masih menjadi negara pengimpor minyak dengan persentase 40 persen.
"Kebutuhan energi kita 1,5 juta barel minyak tiap tahun, akan terus meningkat, dan akan naik jadi 2,5 juta barel pada tahun 2019," katanya.
Dia menambahkan, selama enam bulan terakhir, pemerintah belum membuat terobosan kebijakan untuk menangani kebutuhan energi. Artinya pula, visi menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia belum akan terwujud dalam waktu dekat. (asp)
Halaman Selanjutnya
Dia menjelaskan bahwa kebutuhan energi Indonesia tiap tahun akan terus bertambah. Perlu pertimbangan khusus, karena Indonesia masih menjadi pengimpor aktif BBM. Menurut catatannya, Indonesia masih menjadi negara pengimpor minyak dengan persentase 40 persen.