- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menduga, pemberian suap kepada Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Medan, Tripeni Irianto Putro bukan yang pertama. Pemberian diduga terkait penanganan suatu perkara.
"Ada perkara yang kemudian digugat PTUN. Pengacara ini yang menggugat PTUN. Tadi ditanya putusannya kapan. Itu sudah beberapa waktu lalu, dan kita duga ini bukan pemberian pertama," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Pimpinan KPK, Johan Budi di Gedung KPK, Jakarta, Kamis 9 Juli 2015.
Hari ini KPK menangkap tangan Ketua PTUN Medan, Tripeni Irianto Putro. Dia dicokok bersama koleganya hakim Amir Fauzi dan hakim Dermawan Ginting, serta Panitera Sekretaris PTUN Medan Syamsir Yusfan. KPK juga menangkap seorang advokat yang bekerja di kantor Kaligis & Associates, Geri Baskara.
"Pemberian sudah beberapa kali, kedua atau ketiga," kata Johan menambahkan.
Pada operasi tangkap tangan itu, tim satgas mengamankan uang ribuan dollar Amerika Serikat. Uang tersebut diduga sebagai suap untuk memuluskan putusan gugatan Kepala Biro Keuangan Pemprov Sumatera Utara, Fuad Lubis di PTUN Medan.
Fuad menggugat Kejaksaan Agung atas pemeriksaan yang dilakukan Kejati Sumatera Utara terkait kasus Bansos dan Bantuan Daerah Bawahan tahun anggaran 2012, 2013, dan 2014.
Johan menyebut, gugatan tersebut sudah diputus PTUN. Dalam putusannya, hakim menyatakan telah menemukan unsur penyalahgunaan wewenang pada permintaan keterangan jaksa kepada Fuad Lubis.
(mus)
Integritas Firli Bahuri dan Komitmen Penegakan Hukum Irjen Karyoto
Setelah mempertimbangkan semua bukti-bukti pelanggaran etik yang dilakukan Firli saya menyimpulkan Firli memang bukan pribadi yang berintegritas.
