Kekeringan, Sejumlah Daerah di Jateng Darurat Air Bersih

Kekeringan Wonogiri Sorot
Sumber :
  • VIVAnews/Fajar Sodiq

VIVA.co.id - Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menyatakan, sebanyak delapan daerah di wilayah Jateng mengalami bencana kekeringan. Hal itu disebabkan karena musim kemarau yang telah memasuki puncak.

Ini Dampak Perubahan Iklim pada 690 Juta Anak di Dunia

Kepala BPBD Jateng Sarwa Pramana mengatakan, puncak kekeringan di wilayah Jateng akan terjadi antara bulan Agustus sampai September 2015. Namun, saat ini, beberapa daerah telah merasakan langsung imbas musim kemarau panjang tersebut.

"Ada delapan kabupaten/kota yang kini mengalami kekeringan dan darurat suplai air bersih," kata Sarwa di Semarang, Jumat, 24 Juli 2015.

Danau di Garut Mengering dan Jadi Lapangan

Kedelapan kabupaten itu adalah, Kabupaten Blora, Grobogan, Rembang, Wonogiri, Brebes, Kebumen, Klaten dan Kabupaten Banyumas. Di antara daerah tersebut, hanya Kabupaten Banyumas yang kondisi kekeringan dan suplai air bersihnya relatif sedikit. Namun untuk tujuh daerah lainnya dampak kekeringan yang terjadi relatif banyak dan membutuhkan suplai air bersih.

Berdasarkan rekomendasi prakiraan cuaca dari BMKG, musim kemarau yang relatif panjang akan membuat wilayah Jateng mengalami kekeringan sampai Oktober hingga November 2015.

Kekeringan, Warga di Garut Gunakan Air Comberan

"Kami imbau kepada masyarakat agar mewaspadai bencana kekeringan yang terjadi saat kemarau ini, " ujar Sarwa menambahkan.

Sarwa mengatakan, guna menyikapi kekeringan di berbagai wilayah itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota terkait persiapan langkah antisipasi. Salah satunya, melalu pembuatan rekayasa hujan.

"Kami juga telah meminta setiap kepala daerah untuk mengidentifikasi penyaluran air bersih di daerah endemis kekeringan untuk droping air bersih, " katanya.

Saat ini, ada 16 kabupaten/kota yang mengajukan permintaan dropping air bersih. Namun baru dua kabupaten yang memenuhi syarat kesiapsiagaan bencana. Sisanya belum melengkapi syarat-syarat yang ditentukan.

"Setiap Bakorwil kita sudah minta sediakan minimal 2.000 tangki air bersih."

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya