Sumber :
- VIVA / Moh Nadlir
VIVA.co.id
- Penerima penghargaan Bung Hatta Anti-Corruption Award (BHACA) 2015, Yoyok Riyo Sudibyo mengatakan, ia tidak memiliki latar belakang atau pengalaman, mengenai ilmu birokrasi pemerintahan dan anggaran saat menjadi kepala daerah.
"Saya jadi Bupati tak pernah mendapat pendidikan. Tak ada pengalaman. Namun saya harus memimpin mereka (8.000 PNS) dan harus mengelola anggaran Rp1,2 triliun. Latar belakang saya justru militer dan dagang," ujar Bupati Batang, Jawa Tengah itu, di gedung Graha Niaga, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis, 5 November 2015.
Yoyok menerangkan, dia bekerja sambil belajar untuk menjadi kepala daerah yang baik. Tiga hal yang ia pahami yakni manusia dalam bekerja, harus memiliki sistem dan aturan.
"Kalau diminta buat konsep, orang kita hebat. Tapi kalau diminta menjalankan, tak semuanya bisa. Nah hal itu yang harus kita sadari," ungkap pensiunan TNI itu.
Yoyok sendiri diketahui memulai kariernya sebagai kepala daerah pada 2012, dengan membuat surat pernyataan, bahwa Bupati Batang tidak meminta proyek dengan mengatasnamakan pribadi, keluarga, atau kelompok.
Yoyok juga membuat pakta integritas Pelaksana Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam pencegahan dan pemberantasan Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme . Tak hanya itu, Yoyok juga mengadakan Festival Anggaran, agar seluruh perencanaan anggaran bisa dipamerkan kepada masyarakat secara transparan.
Dalam bekerja, Yoyok menggandeng Transparency International Indonesia, Indonesia Corruption Watch, dan Komisi Pemberantasan Korupsi untuk mendorong terciptanya pemerintah bersih. Yoyok juga meminta seluruh jajaran birokrasi menandatangani pakta integritas agar tidak korupsi.
Baca Juga :
Presiden Jokowi Akan Resmikan Gedung Baru KPK
Baca Juga :
Budaya Jijik untuk Cegah Korupsi
Pejabat Ini Jadi Ikon Game Antikorupsi
Game ini mendukung kreativitas dan pendidikan antikorupsi anak-anak.
VIVA.co.id
2 April 2016
Baca Juga :