Sumber :
- tvOne
VIVA.co.id
- Setelah hampir setahun lamanya menanti, akhirnya misteri jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di Perairan Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah terkuak sudah.
Berdasarkan investigasi menyeluruh yang dilakukan Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), pesawat jenis Airbus diketahui jatuh bukan karena faktor alam.
Pesawat yang berisi 162 orang yang terdiri atas dua pilot, empat awak kabin, dan 156 penumpang termasuk seorang engineer ternyata jatuh karena mengalami kerusakan.
Dalam keterangan resmi yang diumumkan KNKT, terkuak semua rekaman kisah perjalanan AirAsia dari mulai lepas landas di Bandara Djuanda, Surabaya pada 05.35 WIB menuju Bandar Udara Changi, Singapura dengan ketinggian jelajah 32.000 kaki di atas permukaan air laut hingga akhirnya jatuh di Karimata, 28 Desember 2014.
KNKT menyatakan, pada pukul 07.36 WlB, di dalam pesawat terdapat 162 orang yang terdiri atas dua pilot, empat awak kabin, dan 156 penumpang termasuk seorang engineer. Dalam penerbangan ini, pimpinan penerbangan (captain pilot) bertindak sebagai pilot monitoring dan co-pilot bertindak sebagai pilot flying.
Sejak pukul 06.01 WIB, Flight Data Recorder (FDR) mencatat terjadi 4 kali aktivasi tanda peringatan (master caution) yang disebabkan terjadinya gangguan pada sistem Rudder Travel Limiter (RTL).
Gangguan ini juga mengaktifkan Electronic Centralized Aircraft Monitoring (ECAM) berupa pesan: AUTO FLT RUD TRV LIM SYS. Berdasarkan pesan ini, awak pesawat melaksanakan perintah sesuai dengan langkah-langkah yang tertera pada ECAM.
Tiga gangguan awal yang muncul pada sistem RTL, ditangani oleh awak pesawat sesuai dengan instruksi dari ECAM. Gangguan pada sistem RTL bukanlah suatu yang membahayakan penerbangan.
Selanjutnya...
![Kakak Korban AirAsia: Saya Dengar Pesawat Itu Bermasalah]()
![img_title]()
Dalam keterangan resmi yang diumumkan KNKT, terkuak semua rekaman kisah perjalanan AirAsia dari mulai lepas landas di Bandara Djuanda, Surabaya pada 05.35 WIB menuju Bandar Udara Changi, Singapura dengan ketinggian jelajah 32.000 kaki di atas permukaan air laut hingga akhirnya jatuh di Karimata, 28 Desember 2014.
KNKT menyatakan, pada pukul 07.36 WlB, di dalam pesawat terdapat 162 orang yang terdiri atas dua pilot, empat awak kabin, dan 156 penumpang termasuk seorang engineer. Dalam penerbangan ini, pimpinan penerbangan (captain pilot) bertindak sebagai pilot monitoring dan co-pilot bertindak sebagai pilot flying.
Sejak pukul 06.01 WIB, Flight Data Recorder (FDR) mencatat terjadi 4 kali aktivasi tanda peringatan (master caution) yang disebabkan terjadinya gangguan pada sistem Rudder Travel Limiter (RTL).
Gangguan ini juga mengaktifkan Electronic Centralized Aircraft Monitoring (ECAM) berupa pesan: AUTO FLT RUD TRV LIM SYS. Berdasarkan pesan ini, awak pesawat melaksanakan perintah sesuai dengan langkah-langkah yang tertera pada ECAM.
Tiga gangguan awal yang muncul pada sistem RTL, ditangani oleh awak pesawat sesuai dengan instruksi dari ECAM. Gangguan pada sistem RTL bukanlah suatu yang membahayakan penerbangan.
Selanjutnya...
Kakak Korban AirAsia: Saya Dengar Pesawat Itu Bermasalah
Sejumlah indikasi kerusakan yang ditemukan pada pesawat QZ8501.
VIVA.co.id
29 Desember 2015
Baca Juga :
