Sumber :
- VIVA.co.id/gafatar.org
VIVA.co.id
- Sebuah desa di Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, disebut sebagai salah satu daerah markas bagi organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
Namun lantaran tertutup, organisasi yang kerap melakukan kegiatan sosial ini akhirnya pindah dan kini tidak diketahui keberadaaanya.
Baca Juga :
Ini 7 Poin Hasil Mukernas PKB
"Saya waktu hanya menjawab selama tidak merugikan masyarakat tidak masalah," ujarnya.
Saat itu, setiap pertemuan anggota Gafatar di Bangunjiwo diikuti banyak anggota. Itu terlihat dari jumlah kendaraan yang diparkir di depan rumah yang disewanya.
"Sayang pertemuan tersebut dilakukan secara tertutup sehingga membuat warga curiga," ujar Bibit.
Warga pun memberikan toleransi hingga tiga kali pertemuan secara tertutup namun akhirnya warga tidak menerima keberadaan mereka.
"Karena tidak diterima masyarakat akhirnya aktivitas mereka pindah. Tapi saya tidak tahu pindah ke mana," katanya.
Anggota Komisi B DPRD Bantul ini menyatakan jika saat ini marak orang hilang dan diduga bergabung dengan Gafatar sangat dimungkinkan karena setiap melakukan kegiatan pesertanya cukup banyak.
"Ya sangat mungkin mereka kembali menjalin komunikasi setelah cukup lama tidak ikut kegiatan Gafatar sendiri," katanya.
Di Bantul sendiri, Gafatar diketahui terdaftar di pemerintah kabupaten dengan Nomor SKT (Surat Keterangan Terdaftar) No.220/2083 tertanggal 27 Des 2011. Untuk keanggotaannya, anggota DPK Bantul sekitar 300 orang dan sudah terbentuk kepengurusan tingkat kecamatan yaitu DPC Gafatar Piyungan dengan ketua Andri, DPC Gafatar Kasihan dipimpin Sriyono, DPC Gafatar Sewon dipimpin oleh Deki dan DPC Gafatar Banguntapan dipimpin oleh Amir.
Halaman Selanjutnya
Saat itu, setiap pertemuan anggota Gafatar di Bangunjiwo diikuti banyak anggota. Itu terlihat dari jumlah kendaraan yang diparkir di depan rumah yang disewanya.