Sambut Gerhana Matahari, Warga Maros Bikin Kue Tolak Bala

Ilustrasi Gerhana matahari di Indonesia
Sumber :
  • VIVA.co.id / Sahrul Ramadhan (Makassar)

VIVA.co.id – Menyambut gerhana matahari yang diperkirakan akan terjadi besok, 9 Maret 2016, warga Dusun Manjalling, Kecamatan Bantimurung, Maros, Sulawesi Selatan, membuat kue tradisional warisan budaya leluhur.

9 Temuan Penting Lapan Saat Gerhana Matahari Total

Secara tradisi, kue yang dikenal dengan sebutan sakko-sakko ini, diyakini masyarakat mampu menolak bala akibat terjadinya gerhana matahari. Hal ini lantaran gerhana matahari dipercaya dapat membawa petaka, seperti gangguan terhadap penglihatan.

Menurut pembuat kue sakko-sakko, Hajji Norma, proses pembuatan makanan ini terbilang sederhana. Hanya perlu mencampurkan tepung beras dengan parutan kelapa, telur dan garam. Kemudian diaduk hingga merata dalam tungku tradisional. Adonan ini kemudian disangrai. 

Gerhana Matahari Total Indonesia Buktikan Teori Einstein

"Makanan khas sakko-sakko diaduk hingga terlihat mengering dan kemerah-merahan," ujar Norma, Selasa, 8 Maret 2016.

Setelah matang, penyajian makanan tradisional ini dilakukan dengan membubuhkan gula pasir sebelum disantap. 

Gerhana Matahari Total, Twitter 'Dibanjiri' 510 Ribu Kicauan

Selain sakko-sakko, warga juga membuat makanan tradisional lainnya, yang dikenal dengan sebutan burasa dalam bahasa lokal Bugis Makassar. Kedua kue ini menjadi bagian dari rangkaian tradisi menyambut gerhana di Manjalling.

Meski Sulawesi Selatan diperkirakan bisa menyaksikan gerhana matahari sebagian dengan luas ketutupan mencapai 88 persen. Hal ini tetap menjadi perhatian warga di Kabupaten Maros agar mewaspadai datangnya bencana, yang dipercaya secara tradisi, akan terjadi saat ada fenomena alam tersebut.

Laporan: Asis Hamid

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya