Sakit Parah, Pria Ini Panggang Punggungnya Sendiri

Supriono bakar punggungnya sendiri
Sumber :
  • VIVA.co.id/D.A.Pitaloka

VIVA.co.id – Supriono (37) warga RT 54 RW 12 Dusun Banduarjo Desa Sumberpetung Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang tergolek lemas di atas tempat tidur tipis, di dapur rumahnya. Tepat di belakang punggungnya, terdapat tumpukan abu dan kayu yang terbakar.

Pasar Oro-oro Dowo, Satu-satunya Pasar Ber-SNI Bayarnya Non Tunai

Sejak satu bulan terakhir, petani tanpa lahan itu mulai memanggang punggungnya, untuk mengusir rasa sakit dan dingin di perutnya.

“Minta dihangatkan pakai api, karena kedinginan perutnya,” kata nenek Reti (70), ibu kandung Supriono, Jumat, 25 Maret 2016.

Tinggal Sendirian, Nenek 99 Tahun Tertimpa Reruntuhan Rumah

Anak bungsu dari sembilan bersaudara itu mulai memiliki kebiasaan memanggang punggung sejak 10 Februari lalu. Saat itu, Supriono memilih pulang dari RSUD Kanjuruhan di Kepanjen, Malang, dan tak mau melanjutkan perawatan ke RS Dr Saiful Anwar Malang.

Listiono, Kepala Urusan Pembangunan Desa Sumberpetung, mengatakan Supriono sebenarnya telah memegang Kartu Indonesia Sehat, sehingga semua biaya pengobatan dibayar oleh negara.

Angin Kencang di Batu Malang, 1 Warga Tewas Ratusan Mengungsi

“Dia menderita sakit sejak tujuh bulan terakhir, pada Februari lalu dia rawat inap di RSUD Kanjuruhan selama sepekan dan dirujuk ke RS Dr Saiful Anwar Malang,” kata Listiono.

Dari hasil pemeriksaan di RSUD Kanjuruhan, diketahui terdapat gangguan di sekitar lambung dan usus Supriono.

“Dari diagnosa dokter belum dinyatakan itu kanker atau tumor. Sebutannya kistik, massa semi solid di luar lambung dan di luar usus, itu dari hasil scan,” kata Listiono.

Namun pria dengan dua anak itu memilih untuk pulang. Meskipun tidak membayar untuk berobat dan perawatan, namun Supri memikirkan tentang ternak milik tetangganya yang dititipkan padanya, serta biaya hidup sehari-hari, karena istrinya tak bekerja. Ia juga berpikir tentang ibunya yang tinggal di samping kediamannya.

“Memang biaya obat gratis, tapi untuk hidup sehari-hari dia tetap tulang punggung keluarga. Istrinya tak bekerja,” kata Listiono.

Setelah pulang, Supri sering meminta istri dan ibunya untuk menghangatkan punggungnya. Caranya, dengan menggosok balsam banyak-banyak. Tetapi semakin lama, rasa dingin di perutnya tak bisa dikalahkan dengan hangat balsam. Dia pun mulai meminta api unggun kecil di dapur, sementra Supri tidur membelakangi api unggun.

Api yang mulanya berjarak cukup jauh dari punggungnya, semakin hari semakin dekat, agar rasa panas semakin terasa. Untuk rasa hangat itu, punggung Supri pun jadi terbakar, warnanya berubah merah kehitaman, layaknya daging yang dipanggang.

Kondisi itu kemudian difoto oleh seorang netizen dan mengunggahnya di salah satu akun grup di Facebook.

“Kami berterimakasih, ada banyak sumbangan uang dan perhatian lain dari donatur. Sekarang fokus kami adalah membawa Supriono untuk berobat kembali ke rumah sakit,’ kata Listiono. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya